Valentine's Day Arrow Through The Heart
Selamat Datang Di Web Support Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur | Untuk Informasi Pelayanan Desa Jajag Silahkan Hubungi 0853-3652-5825 (Candra) | Untuk Whatsapp Silahkan Klik "E-DESA" Dan Pilih "Pelayanan Masyarakat Desa" Atau Langsung Dibawah Halaman klik "Pelayanan Masyarakat Via Whatsapp" | TERIMA KASIH | -Informasi- |

Translate

21 Maret 2023

11 Februari 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 2/11/2023 08:49:00 AM

Musyawarah Kerja Daerah II PPDI (Persatuan Perangkat Desa Indonesia) Jawa Timur juga Sosialisasi Kredit Multiguna dan Tabungan Hari Tua untuk Perangkat Desa serta Pembubaran Panitia Silatnas Jilid III PPDI yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Pengurus PPDI kabupaten/kota se-Jawa Timur,bertempat di Waterpark Cluring Banyuwangi,Sabtu (11/2/2023).

Hadir dalam Muskerda II PPDI di Banyuwangi antara lain Sekda Provinsi Jawa Timur,Ady Karyono,A.KS.,M.AP, Kadis DPMD Jatim,Ir.Budi Sarwoto MM,Forpimda Banyuwangi,Anggota DPRD Banyuwangi,Hadi Widodo,SP dari fraksi PDI Perjuangan, Ketua DPD PAPDESI,Sutoyo M Muslih,SE.,MM,Ketua PPDI Banyuwangi,Jae Ali Mansur,Ketua Askab Anton Sujarwo,S.E,Ketua PAPDESI Murai S.E.,S.H dan seluruh jajaran Pengurus PPDI Kabupaten/kota se-Jawa Timur.

Acara Muskerda II PPDI Jawa Timur di Banyuwangi yang utama adalah untuk memilih Sekretaris PPDI Jatim,karena Sekretaris PPDI yang lama Soejoko dari Bojonegoro menjadi Sekjen PPDI Pusat.Dalam Muskerda II PPDI di Banyuwangi tersebut terpilih sebagai sekretaris yang baru, Nanang Ari Purnomo dari Kabupaten Magetan.

Sekda Jawa Timur,Ady Karyono,A.KS,.M.AP,. setelah dikonfirmasi oleh Media Indonesia Pos berharap,Muskerda II PPDI ini bisa merumuskan indikasi persoalan-persoalan dan memecahkan Alternatif persoalan sekaligus merekomendasikan yang konstruktif bagi perbaikan kinerja bagi perangkat desa.

Selanjutnya PPDI juga memberikan dukungan terhadap bagaimana aturan-aturan yang nanti bisa diberikan oleh pemerintah kepada PPDI ini,dan semua perangkat desa yang ada kebetulan statusnya baru disamakan dengan gaji golongan 2A,tapi bagaimana sebetulnya, status jabatan dan status kepegawaiannya bukan gajinya.Karena PPDI cara kerjanya sangat luar biasa peran dan kontribusinya sangat besar bagi pembangunan.

“PPDI menjadi perhatian penting oleh Gubernur maka mereka diberikan operasional berupa tambahan honor 26,3 M, karena tidak bisa memberikan honor bulanan maka diberikan honor yang terkait dengan ketahanan pangan nabati dan hewani,”jelas Sekda Jatim.

Anggota DPRD Banyuwangi Komisi 3 dari fraksi PDI Perjuangan,Hadi Widodo,SP menyampaikan harapannya, perangkat desa yang ada di Banyuwangi tugas yang penting adalah,menjalankan tugas dengan baik sesuai peraturan perundang-undangan fungsi pokok untuk melayani masyarakat bisa dioptimalkan dan lebih baik lagi ke depannya.

“Kekompakan PPDI dalam acara Muskerda II di Cluring Kabupaten Banyuwangi ini bisa membawa manfaat yang besar bagi masyarakat desa yang ada di seluruh Indonesia dan kami dari fraksi PDI Perjuangan sebagai penjelmaan dari masyarakat menjalankan tugas dan fungsi pengawalan tugas di masyarakat,”tegas Widodo.

Jae Ali Mansur Ketua PPDI Banyuwangi menyampaikan,bahwa PPDI terlahir mulai tahun 2006.PPDI adalah Persatuan Perangkat Desa Indonesia,dimana PPDI menampung aspirasi dari perangkat desa sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 ayat (1) dan ayat (2),bahwa berserikat dan berkumpul menyampaikan pendapat itu boleh.

“PPDI itu untuk mengikat silaturahmi dan menampung aspirasi perangkat desa,harapannya kita bisa bersama-sama untuk menyambung silaturahmi bersama kepala desa,ASKAB,PAPDESI dan lainnya untuk membangun negeri.Banyuwangi bukan milik siapa-siapa tetapi milik kita semua maka PPDI mau berkoordinasi dan kolaborasi dengan ASKAB,PAPDESI dan semua stakeholder yang ada di Banyuwangi,”jelasnya.

26 Januari 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 1/26/2023 08:52:00 AM

 


Diskusi Publik,Menyingkap Urgensi Dibalik Penambahan Masa Jabatan Kepala Desa 9 tahun,atas isu perpanjangan masa jabatan kepala desa ini disuarakan para kepala desa yang berdemonstrasi menyuarakan aspirasi di depan Gedung DPR,Senin 16 Januari lalu,diadakan di Aula Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Banyuwangi,Rabu (25/1/2023).

Moderator acara tersebut dipandu oleh,Muhammad Syafi’udin dari Ketua Biro Hubungan Pemerintah Organisasi dan Perguruan Tinggi PC PMI Banyuwangi.

Dengan menghadirkan beberapa Nara sumber,Drs.Ahmad Fhaisol,N.S.,M.M Kepala Dinas DPMD Banyuwangi,Anton Sujarwo,S.E Ketua Asosiasi Kepala Desa,Murai.,S.E.,S.H Ketua Persatuan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia,M.Misnadi.,S.H.,M.H Ketua Persatuan Anggota BPD Seluruh Indonesia,Rudi Hartono Ketua Asosiasi BPD,Dr.Nur Anim,Dosen Institut Agama Islam Darussalam Blok Agung Banyuwangi.

Anton Sujarwo Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi, menjelaskan terkait tuntutan kepala desa untuk merevisi UU No.6 Tahun 2014 pasal 39 agar jabatan kepala desa menjadi 9 tahun,yang maksudnya jabatan kepala desa dari 6 tahun tiga periode berarti 18 tahun.Dengan masa jabatan kepala desa 9 tahun dua periode sama juga 18 tahun dengan maksud dan tujuan:

Pertama dengan masa jabatan kepala desa 9 tahun dua periode akan dapat menghemat dan efisiensi anggaran dari pemerintah daerah untuk biaya Pilkades,karena dari 3 kali menjadi 2 kali.

Kedua untuk seminimal mungkin mengurangi konflik sosial yang ada dimasyarakat sebelum dan sesudah Pilkades,karena dampak dari Pilkades masih bisa dirasakan dalam waktu satu tahun sampai tiga tahun.

“Inilah maksud dan tujuan kepala desa menyampaikan aspirasi ke DPR RI,”tegasnya.

Murai Ketua PAPDESI menguraikan aksi demo kepala desa di Gedung DPR RI.Bahwa negara kita adalah negara hukum,dan setiap warga negara di berikan kebebasan dan hak yang sama menyampaikan pendapat di muka umum.

PAPDESI organisasi yang sah yang punya kepengurusan ditingkat kabupaten sampai pusat dan mempunyai SK Kemenkumham.Dan kami menyampaikan aspirasi di lindungi Undang Undang karena sudah ijin ke Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.

Sebelum demo sudah kita bahas bersama – sama kepala desa se Jawa Timur yang diadakan di Pacet Mojokerto dan di Ngawi dan juga pernah ke MK,artinya semua tahapan sudah kita lalui dan kita tidak melanggar hukum,jadi kita tidak ujuk – ujuk melakukan demo sudah melalui beberapa kajian.

“Sebenarnya masalah PAPDESI sudah selesai,karena usulan sudah kita ajukan ke Komisi II DPR RI dan Baleg sudah menerima,sekali lagi sudah diterima bukan disyahkan.Kewenangan untuk mengesahkan itu berada di DPR RI dan Pemerintah dan PAPDESI patuh dan taat pada putusan DPR RI dan Pemerintah,”terangnya.

Ketua PABPDSI Banyuwangi,Misnadi menjelaskan bahwa saya tidak dalam kapasitas menilai kepala desa demo di Gedung DPR RI.Saya berpedoman pada UU No 6 Tahun 2014 pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) masa jabatan kepala desa 6 tahun dan tiga periode.

Sebenarnya saya memaknai jabatan kepala desa 6 tahun itu sebagai evaluasi,kalau ada kepala desa yang menjabat tiga kali,berarti itu kepala desa yang berhasil karena masih dipilih oleh rakyat.

Lebih lanjut Misnadi menjelaskan, keberhasilan kepala desa itu tidak terlepas dari peran BPD yang ada telah menjalin hubungan yang harmonis dalam arti hubungan yang profesional.

“Kalau kepala desa dan BPD sudah menjalankan dan memahami tupoksi masing – masing sesuai regulasi yang ada,saya yakin tidak ada pergeseran antara kades dan BPD,”tandasnya.

30 Agustus 2022

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/30/2022 03:11:00 PM

27 Agustus 2022

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/27/2022 08:34:00 AM


Gerak jalan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 77 tingkat sekolah Dasar di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi diikuti oleh 62 regu di lepas oleh Kepala Desa setempat.

Dalam kata sambutannya Kepala Desa Jajag, Suparno, SH menyampaikan gerak jalan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekan RI ke 77 pada tahun 2022, Pada tingkat Sekolah Dasar kali ini guna mengenang jasa para pahlawan.

Kegiatan gerak jalan mengambil strat didepan Kantor Kepala Desa Jajag dengan Finish lapangan Jajag, dibuka oleh Plt Camat Gambiran Drs. Bambang Suryono,

“ Diharapkan kegiatan gerak jalan yang dilaksanakan pada hari bisa berjalan lancar,aman ,damai “. Ungkap Camat Bambang

Gerak jalan tingkat Sekolah Dasar yang diikuti oleh 62 regu, di berangkatkan oleh Kepala Desa Jajag, Suparno SH, yang didampingi oleh Babinsa, Babhinkantibmas, Camat Gambiran serta KORWILDIKNAS Gambiran.

Regu dari MIN 3 Banyuwangi atau Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) jajag, mendapatkan giliran berjalan pertama dan disusul SDN 2 Jajag.

01 April 2022

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 4/01/2022 06:23:00 PM

 


(01 Apr 2022) Wakil Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mengapresiasi program  Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) yang dilakukan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.

"Ini bagus. Sebagai upaya pemimpin untuk dekat dengan rakyat. Langsung mengetahui persoalan yang ada. Belanja masalah dan langsung menyelesaikannya," ungkap Budi, Jumat, (1/4/2022).

Budi Arie berharap dengan segala inovasi kebijakan yang dilakukan dapat menjadikan Banyuwangi semakin maju.

"Capaian Banyuwangi dengan segala inovasinya ini menjadi yang tertinggi baik di Jawa Timur atau di nasional. Ini bisa menjadi inspirasi untuk desa-desa lainnya di Indonesia," terang Budi.

Program Bunga Desa di Jajag ini merupakan kali ke-17 dihelat. Setelah sempat libur ketika gelombang kedua Covid-19 memuncak.

"Bunga Desa ini sebagai upaya gotong royong pemkab bersama pemerintahan desa untuk jemput bola layanan dan mencari solusi atas masalah yang ada," ungkap Ipuk.


Intervensi Gizi Buruk

Dalam Bunga Desa itu, imbuh Ipuk, terdiri atas sejumlah agenda. Di antaranya meninjau langsung program-program yang bersentuhan dengan masyarakat secara langsung.

"Tadi, kami mengunjungi balita yang mengalami stanting. Kami melakukan sejumlah intervensi untuk perbaikan gizi," ungkap Ipuk.

Ipuk menjelaskan sejumlah program yang berkaitan dengan pendidikan. Hal tersebut dipusatkan di SMP Santo Aloysius dan SDN 2 Jajag. Di antaranya adalah pelayanan OPSI untuk operator sekolah, bimbingan pengelolaan perpustakaan sekolah, parenting digital, sampai sosialisasi kebencanaan untuk pelajar.

"Ada juga laboratorium kewirausahaan yang diajarkan sejak dini kepada anak-anak pelajar. Ada pula pembinaan dokter cilik untuk penggiat UKS," papar Ipuk.

Pengembangan kewirausahaan warga juga tidak luput dari pantauan selama Bunga Desa. Seperti halnya meninjau sentra UMKM, pelatihan kewirausahaan dan belanja di warung makan setempat. "Di Kantor Desa, juga kita siapkan layanan perizinan untuk UMKM. Sehingga mereka tak lagi perlu jauh-jauh lagi ke kota untuk mengurusnya," terangnya.

Sejumlah pelayanan yang ada di kabupaten juga dilaksanakan di desa. Mulai dari layanan administrasi kependudukan, perizinan, ruang rindu untuk konseling masalah perempuan, hingga pembinaan pada calon pengantin.

"Di ujung acara, kita tutup dengan salat Asar berjamaah dan bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat. Tadi, kami bertemu dengan Kiai Burhan, Kiai Hasanun dan sejumlah tokoh lainnya," pungkasnya.

12 Januari 2022

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 1/12/2022 03:19:00 PM

11 April 2018

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 4/11/2018 03:38:00 PM
https://cdn-2.tstatic.net/bali/foto/bank/images/kolam-ikan_20180411_153616.jpg
Kolam Ikan Banyu Bening 1

Selokan di Desa Jajag Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi, menjadi tempat memelihara ribuan ikan.
Warga desa setempat berhasil menjad ikan selokan yang dulunya dipenuhi sampah, menjadi bening dan kini menjadi budidaya ikan.

Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo, mengatakan, apa yang dilakukan warga Desa Jajag ini merupakan bagian dari kegiatan cipta wisata barkandi (tebar ikan terkendali), menjad ikan air bersih bebas sampah.

Apa yang dilakukan di desa ini bisa menjadi percontohan untuk desa lainnya.

"Pemanfaatan selokan ini dilakukan secara swadaya. Selain menjad ikan selokan bersih, masyarakat juga diuntungkan secara ekonomi seperti menjual makanan ikan, ikan yang bisa dijual jika sudah panen, dan lainnya," jelas Hari Cahyo Purnomo, Rabu (11/4/2018).

Wibi Untoro, Ketua Kelompok Pembudidaya Mina Jajag, mengatakan, awalnya selokan di desanya kotor dan bau.

Selokan mengalami pendangkalan karena sering dijad ikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat.

"Warga tergerak, selokan tersebut dibersihkan dari sampah dan dikeruk hingga kedalaman 70 sentimenter. Mereka membuat sodetan di bagian hulu dekat dam sungai untuk mengalirkan air hujan agar selokan tidak meluap saat hujan turun," kata Wibi.

Warga lalu memelihara ikan jenis koi, tombro, mila merah dan mila hitam, di selokan tersebut.

Terdapat empat titik selokan yang dijad ikan budidaya ikan.

Banyu Bening I sepanjang 200 meter yang berisi 16 ribu ikan, Banyu Bening II sepanjang 250 meter dengan 8 ribu ikan, Banyu Bening III sepanjang 400 meter berisi 8 ribu ikan.

Ketiga selokan tersebut berada di dusun Krajan, sementara satu selokan yaitu Sumber Mulyo sepanjang 700 meter dan berisi 6 ribu ikan berada di Dusun Bulusari.

"Ini semua kami lakukan secara swadaya. Kami buat agar air tidak tercemar mulai dari atas sampai bawah, jadi ikannya tumbuh dengan baik," kata Wibi.

Dengan melihat selokannya bersih dan terdapat banyak ikan, membuat masyarakat turut menjaga dan tidak lagi membuang sampah di selokan.

Masyarakat juga membuat gubuk-gubuk kecil dan menanami tanaman peneduh di pinggir selokan, sehingga membuat suasana kian asri.

Disediakan juga perpustakaan kecil yang berisi buku-buku tentang budidaya ikan air tawar, untuk bahan bacaan warga dan anak-anak.

"Sering wisatawan datang untuk kasih makan ikan dan belajar tentang budidaya ikan air tawar." kata wibi.

Gerakan warga ini membuat pemerintah desa mengeluarkan peraturan desa (perdes) nomer 1 tahun 2018, yang mengatur pelarangan warga untuk melakukan penyetruman, menjala ikan, dan penggunaan obat-obatan di sepanjang irigasi sungai desa.

Di dalam perdes tersebut juga mengatur tentang pengawasan yang dilakukan warga agar saluran irigasi tersebut bermanfaat sebagai mana fungsinya.

Suparno, Kepala Desa Jajag, mengatakan, setiap dusun ada lima warga yang ditunjuk sebagai pengawas yang tugasnya mengawasi selokan ini tidak dijad ikan tempat sampah.

"Untuk bibit ikan, warga patungan mulai dari Rp.5000. Kami sengaja membeli bibit ikan yang kecil agar dapat lebih banyak ikan. Selain itu kalau dirawat sejak masih kecil ikannya yang lebih jinak dan akrab dengan manusia," jelas Suparno.

Saat ini selokan- selokan cantik tersebut di kelola oleh kelompok masyarakat pengawas dan kelompok pembudidaya ikan desa Jajag Kecamatan Gambiran. (haorrahman)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 4/11/2018 08:58:00 AM

Ide pemanfaatan saluran irigasi sebagai tempat memelihara ikan karena selama ini selokan dijadikan tempat sampah oleh masyarakat sekitar.

Warga Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi menyulap saluran irigasi atau selokan di desa mereka yang awalnya dijadikan tempat pembuangan sampah menjadi tempat untuk memelihara ribuan ikan tawar.

Ide awal pemanfaatan saluran irigasi tersebut muncul setelah adanya Peraturan Desa (Perdes) Nomor 1 Tahun 2018 yang mengatur pelarangan warga untuk melakukan penyetruman, menjala ikan, dan penggunaan obat-obatan di sepanjang irigasi sungai desa.

Di dalam Perdes tersebut juga mengatur tentang pengawasan yang dilakukan warga agar saluran irigasi bermanfaat sebagaimana fungsinya.

"Di setiap dusun ada 5 warga yang ditunjuk sebagai pengawas yang salah satu tugasnya mengawasi agar selokan ini tidak dijadikan tempat sampah," jelas Suparno, Kepala Desa Jajag kepada Kompas.com Selasa (10/4/2018).

"Seminggu bisa dua kali kerja bakti. Tapi tidak maksimal. Habis dibersihkan, besok ada lagi yang buang sampah. Akhirnya ya muncul ide dibuat kolam ikan seperti ini," tambahnya.

Ada empat titik selokan yang dijadikan kolam ikan. Pertama, Banyu Bening 1 sepanjang 200 meter yang berisi 16.000 ikan, Banyu Bening 2 sepanjang 250 meter dengan 8.000 ikan, serta Banyu Bening 3 sepanjang 400 meter berisi 8.000 ikan.

Ketiga, selokan tersebut berada di Dusun Krajan, sementara satu selokan yaitu Sumber Mulyo sepanjang 700 meter dan berisi 6.000 ikan berada di Dusun Bulusari.

Ikan yang mereka pelihara adalah jenis koi, tombro, nila merah dan nila hitam. Suparno mengatakan, untuk membeli bibit ikan, warga di desa tersebut patungan mulai dari Rp 5.000.

"Kami sengaja membeli bibit ikan yang kecil agar dapat lebih banyak. Selain itu kalau dirawat sejak masih kecil ikannya yang lebih jinak dan akrab dengan manusia," jelas Suparno.

Ada ribuan ikan jenis Koi, Nila, dan Tombro yang dipelihara masyarakat Desa Jajag di selokan saluran irigasi desa.

Sementara itu, Wibi Untoro (44) Ketua Kelompok Pembudidaya Mina Jajag kepada Kompas.com menjelaskan, awalnya selokan tersebut dibersihkan dari sampah dan dikeruk hingga kedalaman 70 sentimenter.

Masyarakat Desa Jajag memanfaatkan selokan saluran irigasi untuk memelihara ribuan ikan.

Selokan tersebut mengalami pendangkalan karena sering dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Lalu mereka membuat sodetan di bagian hulu dekat dam sungai untuk mengalirkan air hujan agar selokan tidak meluap saat hujan turun.

"Semua kita lakukan secara swadaya. Kita juga pastikan bahwa air ini tidak tercemar mulai dari atas sampai bawah. Jadi ikannya tumbuh dengan baik. Kalau sudah bersih dan indah seperti ini ya nggak ada yang buang sampah lagi. Kalau hanya diingatkan nggak akan mempan," jelas Wibi.

Selain itu, mereka juga menanami pingiran selokan dengan tanaman peneduh. Gubuk-gubuk kecil di pinggiran selokan pun dibangun dilengkapi perpustakaan kecil yang bisa diakses dengan mudah oleh warga.

Sebagian besar buku tersebut adalah buku yang berkaitan dengan budidaya ikan air tawar. selain itu juga ada beberapa mural yang berisi ajakan untuk menjaga lingkungan.

"Kebetulan selokan ini berada di pinggir jalan. Jadi kalau ada yang ingin istirahat habis perjalanan atau pulang kerja ya silahkan mampir. Ada juga beberapa wisatawan yang datang kesini buat kasih makan ikan dan belajar tentang budidaya ikan air tawar," jelas Wibi.

Saat ini, selokan-selokan cantik tersebut dikelola kelompok masyarakat pengawas dan kelompok pembudidaya ikan Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.

Bahkan menurut Wibi, tidak jarang tempat mereka menjadi tujuan para pelajar mulai TK hingga SMA untuk belajar pembudidayaan ikan air tawar.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo menjelaskan, kegiatan masyarakat Desa Jajag merupakan bagian dari kegiatan cipta wisata barkandi (tebar ikan terkendali) air bersih bebas sampah.

Masyarakat bukan hanya mendapatkan manfaat dari ikan yang dipelihara, namun juga lingkungan menjadi bersih dan sehat karena selokan tidak lagi dijadikan tempat sampah.

"Pemanfaatan selokan yang dilakukan masyarakat Jajag akan dijadikan percontohan untuk daerah lain, karena ini dilakukan secara swadaya," jelas Hari Cayho.

"Secara ekonomi masyarakat juga diuntungkan seperti menjual makanan ikan untuk mereka yang datang. Ikan yang bisa dijual jika sudah panen dan ke depannya masyarakat akan menjual ikan bakar di sekitar saluran irigasi yang ikannya masih segar diambil langsung dari irigasi," pungkasnya.