Valentine's Day Arrow Through The Heart
Selamat Datang Di Web Support Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur | Untuk Informasi Pelayanan Desa Jajag Silahkan Hubungi 0853-3652-5825 (Candra) | Untuk Whatsapp Silahkan Klik "E-DESA" Dan Pilih "Pelayanan Masyarakat Desa" Atau Langsung Dibawah Halaman klik "Pelayanan Masyarakat Via Whatsapp" | TERIMA KASIH | -Informasi- |

Translate

11 April 2018

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 4/11/2018 03:38:00 PM
https://cdn-2.tstatic.net/bali/foto/bank/images/kolam-ikan_20180411_153616.jpg
Kolam Ikan Banyu Bening 1

Selokan di Desa Jajag Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi, menjadi tempat memelihara ribuan ikan.
Warga desa setempat berhasil menjad ikan selokan yang dulunya dipenuhi sampah, menjadi bening dan kini menjadi budidaya ikan.

Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo, mengatakan, apa yang dilakukan warga Desa Jajag ini merupakan bagian dari kegiatan cipta wisata barkandi (tebar ikan terkendali), menjad ikan air bersih bebas sampah.

Apa yang dilakukan di desa ini bisa menjadi percontohan untuk desa lainnya.

"Pemanfaatan selokan ini dilakukan secara swadaya. Selain menjad ikan selokan bersih, masyarakat juga diuntungkan secara ekonomi seperti menjual makanan ikan, ikan yang bisa dijual jika sudah panen, dan lainnya," jelas Hari Cahyo Purnomo, Rabu (11/4/2018).

Wibi Untoro, Ketua Kelompok Pembudidaya Mina Jajag, mengatakan, awalnya selokan di desanya kotor dan bau.

Selokan mengalami pendangkalan karena sering dijad ikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat.

"Warga tergerak, selokan tersebut dibersihkan dari sampah dan dikeruk hingga kedalaman 70 sentimenter. Mereka membuat sodetan di bagian hulu dekat dam sungai untuk mengalirkan air hujan agar selokan tidak meluap saat hujan turun," kata Wibi.

Warga lalu memelihara ikan jenis koi, tombro, mila merah dan mila hitam, di selokan tersebut.

Terdapat empat titik selokan yang dijad ikan budidaya ikan.

Banyu Bening I sepanjang 200 meter yang berisi 16 ribu ikan, Banyu Bening II sepanjang 250 meter dengan 8 ribu ikan, Banyu Bening III sepanjang 400 meter berisi 8 ribu ikan.

Ketiga selokan tersebut berada di dusun Krajan, sementara satu selokan yaitu Sumber Mulyo sepanjang 700 meter dan berisi 6 ribu ikan berada di Dusun Bulusari.

"Ini semua kami lakukan secara swadaya. Kami buat agar air tidak tercemar mulai dari atas sampai bawah, jadi ikannya tumbuh dengan baik," kata Wibi.

Dengan melihat selokannya bersih dan terdapat banyak ikan, membuat masyarakat turut menjaga dan tidak lagi membuang sampah di selokan.

Masyarakat juga membuat gubuk-gubuk kecil dan menanami tanaman peneduh di pinggir selokan, sehingga membuat suasana kian asri.

Disediakan juga perpustakaan kecil yang berisi buku-buku tentang budidaya ikan air tawar, untuk bahan bacaan warga dan anak-anak.

"Sering wisatawan datang untuk kasih makan ikan dan belajar tentang budidaya ikan air tawar." kata wibi.

Gerakan warga ini membuat pemerintah desa mengeluarkan peraturan desa (perdes) nomer 1 tahun 2018, yang mengatur pelarangan warga untuk melakukan penyetruman, menjala ikan, dan penggunaan obat-obatan di sepanjang irigasi sungai desa.

Di dalam perdes tersebut juga mengatur tentang pengawasan yang dilakukan warga agar saluran irigasi tersebut bermanfaat sebagai mana fungsinya.

Suparno, Kepala Desa Jajag, mengatakan, setiap dusun ada lima warga yang ditunjuk sebagai pengawas yang tugasnya mengawasi selokan ini tidak dijad ikan tempat sampah.

"Untuk bibit ikan, warga patungan mulai dari Rp.5000. Kami sengaja membeli bibit ikan yang kecil agar dapat lebih banyak ikan. Selain itu kalau dirawat sejak masih kecil ikannya yang lebih jinak dan akrab dengan manusia," jelas Suparno.

Saat ini selokan- selokan cantik tersebut di kelola oleh kelompok masyarakat pengawas dan kelompok pembudidaya ikan desa Jajag Kecamatan Gambiran. (haorrahman)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 4/11/2018 08:58:00 AM

Ide pemanfaatan saluran irigasi sebagai tempat memelihara ikan karena selama ini selokan dijadikan tempat sampah oleh masyarakat sekitar.

Warga Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi menyulap saluran irigasi atau selokan di desa mereka yang awalnya dijadikan tempat pembuangan sampah menjadi tempat untuk memelihara ribuan ikan tawar.

Ide awal pemanfaatan saluran irigasi tersebut muncul setelah adanya Peraturan Desa (Perdes) Nomor 1 Tahun 2018 yang mengatur pelarangan warga untuk melakukan penyetruman, menjala ikan, dan penggunaan obat-obatan di sepanjang irigasi sungai desa.

Di dalam Perdes tersebut juga mengatur tentang pengawasan yang dilakukan warga agar saluran irigasi bermanfaat sebagaimana fungsinya.

"Di setiap dusun ada 5 warga yang ditunjuk sebagai pengawas yang salah satu tugasnya mengawasi agar selokan ini tidak dijadikan tempat sampah," jelas Suparno, Kepala Desa Jajag kepada Kompas.com Selasa (10/4/2018).

"Seminggu bisa dua kali kerja bakti. Tapi tidak maksimal. Habis dibersihkan, besok ada lagi yang buang sampah. Akhirnya ya muncul ide dibuat kolam ikan seperti ini," tambahnya.

Ada empat titik selokan yang dijadikan kolam ikan. Pertama, Banyu Bening 1 sepanjang 200 meter yang berisi 16.000 ikan, Banyu Bening 2 sepanjang 250 meter dengan 8.000 ikan, serta Banyu Bening 3 sepanjang 400 meter berisi 8.000 ikan.

Ketiga, selokan tersebut berada di Dusun Krajan, sementara satu selokan yaitu Sumber Mulyo sepanjang 700 meter dan berisi 6.000 ikan berada di Dusun Bulusari.

Ikan yang mereka pelihara adalah jenis koi, tombro, nila merah dan nila hitam. Suparno mengatakan, untuk membeli bibit ikan, warga di desa tersebut patungan mulai dari Rp 5.000.

"Kami sengaja membeli bibit ikan yang kecil agar dapat lebih banyak. Selain itu kalau dirawat sejak masih kecil ikannya yang lebih jinak dan akrab dengan manusia," jelas Suparno.

Ada ribuan ikan jenis Koi, Nila, dan Tombro yang dipelihara masyarakat Desa Jajag di selokan saluran irigasi desa.

Sementara itu, Wibi Untoro (44) Ketua Kelompok Pembudidaya Mina Jajag kepada Kompas.com menjelaskan, awalnya selokan tersebut dibersihkan dari sampah dan dikeruk hingga kedalaman 70 sentimenter.

Masyarakat Desa Jajag memanfaatkan selokan saluran irigasi untuk memelihara ribuan ikan.

Selokan tersebut mengalami pendangkalan karena sering dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Lalu mereka membuat sodetan di bagian hulu dekat dam sungai untuk mengalirkan air hujan agar selokan tidak meluap saat hujan turun.

"Semua kita lakukan secara swadaya. Kita juga pastikan bahwa air ini tidak tercemar mulai dari atas sampai bawah. Jadi ikannya tumbuh dengan baik. Kalau sudah bersih dan indah seperti ini ya nggak ada yang buang sampah lagi. Kalau hanya diingatkan nggak akan mempan," jelas Wibi.

Selain itu, mereka juga menanami pingiran selokan dengan tanaman peneduh. Gubuk-gubuk kecil di pinggiran selokan pun dibangun dilengkapi perpustakaan kecil yang bisa diakses dengan mudah oleh warga.

Sebagian besar buku tersebut adalah buku yang berkaitan dengan budidaya ikan air tawar. selain itu juga ada beberapa mural yang berisi ajakan untuk menjaga lingkungan.

"Kebetulan selokan ini berada di pinggir jalan. Jadi kalau ada yang ingin istirahat habis perjalanan atau pulang kerja ya silahkan mampir. Ada juga beberapa wisatawan yang datang kesini buat kasih makan ikan dan belajar tentang budidaya ikan air tawar," jelas Wibi.

Saat ini, selokan-selokan cantik tersebut dikelola kelompok masyarakat pengawas dan kelompok pembudidaya ikan Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.

Bahkan menurut Wibi, tidak jarang tempat mereka menjadi tujuan para pelajar mulai TK hingga SMA untuk belajar pembudidayaan ikan air tawar.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo menjelaskan, kegiatan masyarakat Desa Jajag merupakan bagian dari kegiatan cipta wisata barkandi (tebar ikan terkendali) air bersih bebas sampah.

Masyarakat bukan hanya mendapatkan manfaat dari ikan yang dipelihara, namun juga lingkungan menjadi bersih dan sehat karena selokan tidak lagi dijadikan tempat sampah.

"Pemanfaatan selokan yang dilakukan masyarakat Jajag akan dijadikan percontohan untuk daerah lain, karena ini dilakukan secara swadaya," jelas Hari Cayho.

"Secara ekonomi masyarakat juga diuntungkan seperti menjual makanan ikan untuk mereka yang datang. Ikan yang bisa dijual jika sudah panen dan ke depannya masyarakat akan menjual ikan bakar di sekitar saluran irigasi yang ikannya masih segar diambil langsung dari irigasi," pungkasnya. 

04 Januari 2018

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 1/04/2018 08:10:00 AM
https://img.bintangtenggarafm.com/2018/01/Salas-satu-siswi-SMA-yang-tengah-sibuk-membaca-disudut-perpustakaan-yang-masih-menjaga-semangat-literasi-yang-terus-menurun-hingga-kini.-Foto.-Repro.jpg
Salas satu siswi SMA yang tengah sibuk membaca di sudut perpustakaan yang masih menjaga semangat literasi yang terus menurun hingga kini.

 By Fareh Hariyanto

Pengelola Perpustakaan Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, tengah sibuk berbenah untuk mengikuti lomba perpustakaan tingkat  Jawa Timur.

Perpustakaan Desa Jajag sendiri mewakili Kabupaten Banyuwangi, setelah dua tahun terakhir menjadi jawara di Banyuwangi. Dimana pada 2016 menjadi juara 2 dan pada 2017 menjadi juara 1 tingkat Banyuwangi.

Pustakawan Perpustakaan Desa Jajag, Widayati mengatakan, sesuai jadwal yang diterima pihaknya, lomba perpustakaan tingkat Jawa Timur itu akan digelar pada April mendatang.

Sebab itu, saat ini pihaknya tengah bersiap-siap untuk menyongsong lomba tersebut. Salah satunya, dengan merehab tata ruang perpustakaan diantaranya perluasan ruang baca dan tata letak rak buku.

“Saat ini kita mulai berbenah, tata ruang perpustakaan akan kita ubah dengan memperluas ruang baca yang kita padu dengan taman serta kolam,” jelasnya.

Saat ini, lanjut dia, koleksi buku di Perpustakaan Desa Jajag mencapai 1650 buku. Dengan rincian 750 judul buku. Dimana jumlah buku itu sebagian besar adalah koleksi lama dan buku baru hadiah dari lomba perpustakaan tingkat Kabupaten Banyuwangi.

Meski begitu jumlah buku tersebut dirasa masih kurang. Sebab itu, dia menghimbau kepada masyarakat yang memiliki buku bacaan yang tidak terpakai bisa dihibahkan ke Perpustakaan Desa Jajag.

“Agar pembaca krasan atau betah saat berada di perpustakaan dengan koleksi  buku yang bertambah,” ujarnya.