Valentine's Day Arrow Through The Heart
Selamat Datang Di Web Support Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur | Untuk Informasi Pelayanan Desa Jajag Silahkan Hubungi 0853-3652-5825 (Candra) | Untuk Whatsapp Silahkan Klik "E-DESA" Dan Pilih "Pelayanan Masyarakat Desa" Atau Langsung Dibawah Halaman klik "Pelayanan Masyarakat Via Whatsapp" | TERIMA KASIH | -Informasi- |

Translate

31 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/31/2023 10:58:00 AM


Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi dipadati ratusan masyarakat yang sudah sangat menantikan tradisi ritual adat Kebo-keboan pada Minggu (30/07).

Pusat ritual Kebo-keboan digelar di simpang empat jalan desa, tepatnya di depan Balai Dusun Krajan, Desa Alasmalang.

Gapura selamat datang yang berhiaskan ornamen hasil bumi berupa sayur dan buah-buahan menyambut pengunjung dari empat sisi.

Ritual ini pun, turut menjadi ladang rezeki bagi para pedagang yang menggelar lapaknya di sepanjang jalan menuju lokasi ritual.

Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani hadir secara langsung dalam ritual adat ini. Ipuk mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap tokoh masyarakat, panitia serta masyarakat pada umumnya yang terus melestarikan kearifan lokal ini. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas.

“Ritual ini merupakan agenda tahunan yang merupakan bentuk ikhtiar masyarakat kepada Tuhan sehingga ritual ini mengandung makna yang baik. Atas nama Pemkab, kami sangat mendukung semua kegiatan masyarakat. Pemkab berkomitmen mendukung dan mempromosikan berbagai kegiatan budaya. Semoga dengan ritual ini, hajat kita dapat dikabulkan Tuhan,” kata Ipuk.

Kebo-Keboan Alasmalang merupakan ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat petani. Ritual ini telah ada sejak abad ke-18.

Kebo-Keboan dibawakan oleh pemuda yang merias dirinya seperti hewan kerbau. Mereka melumuri diri dengan cairan berwarna hitam serta menggunakan tanduk dan rambut palsu.

Setiap tahunnya, ritual ini diadakan di awal Bulan Suro. Ritual Kebo-Keboan Alasmalang diwali dengan makan tumpeng bersama sebagai bentuk silaturahmi dan ramah tamah. Para jajaran Pemkab serta tokoh masyarakat duduk bersama di jalan untuk menyantap tumpeng yang telah disiapkan.
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/31/2023 08:29:00 AM

30 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/30/2023 03:28:00 PM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/30/2023 02:19:00 PM

 


BANYUWANGI -  Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang  yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7/2023), berlangsung meriah.

Ritual ini ditandai dengan kenduri desa dan diakhiri dengan ritual ider bumi. Puluhan "kerbau" mengelilingi desa dengan arah empat penjuru arah mata angin.

"Kerbau" yang dimaksud bukanlah hewan ternak, melainkan warga desa yang menyerupai kerbau. Badannya dilumuri jelaga hingga hitam pekat seperti kerbau, di kepalanya juga mengenakan asesoris berbentuk tanduk dan gelang kerincing di tangan dan kakinya. Persis Kerbau.

Mereka berkubang, bergumul di lumpur, dan bergulung-gulung di sepanjang jalan yang dilewati. Saat berjalan pun di perut mereka ditali seperti kerbau. Ritual ini merupakan simbolisasi penghormatan kepada leluhur dan alam agar panen melimpah. 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut hadir dalam ritual tersebut mengatakan bahwa ritual kebo keboan Alas Malang ini adalah bentuk kekuatan budaya agraris Banyuwangi. 

"Ini adalah salah satu warisan budaya yang harus kita lestarikan dan kembangkan. Saya salut dengan masyarakat Alas Malang yang tetap menjaga tradisi ini," ujarnya.

Ipuk menambahkan ritual ini juga merupakan ikhtiar masyarakat Alas Malang kepada Tuhan agar diberikan panen yang baik dan melimpah. "Ini adalah bentuk syukur dan doa kepada Sang Pencipta. Semoga Alas Malang dan Banyuwangi selalu diberkahi dengan kemakmuran dan kesejahteraan," harapnya.

Ipuk menambahkan pemerintah daerah berkomitmen mendukung pelestarian budaya termasuk Kebo-keboan Alas Malang. "Kami akan terus memberikan fasilitasi dan bantuan untuk melestarikan budaya ini. Budaya adalah identitas kita sebagai bangsa. Jika kita tidak menjaga budaya kita, maka kita akan kehilangan jati diri kita," tegasnya.

Ritual Kebo-keboan Alas Malang menyedot ribuan masyarakat untuk menyaksikannya. Suasana meriah dan penuh kegembiraan terlihat di wajah para penonton maupun peserta ritual.

Salah satu pengunjung, Cece Ayu (18) juga ikut larut dalam prosesi dan terkena lumuran jelaga.

"Tradisi Kebo-keboan ini selalu saya ikuti sejak kecil. Senang saja ikut meramaikan dan menjadi bagian dari tradisi ini," ujar remaja asal Rogojampi itu.

Sementara, Dhika Saiful Bahri (32) sengaja mengajak keluarganya untuk ikut menyaksikan ritual kebo-keboan.

"Saya sedang berlibur bersama keluarga. Pas juga ada festival kebo-keboan jadi saya ajak keluarga ke sini. Ternyata selain wisata, kearifan lokal juga dimiliki Banyuwangi," ujar Dhika, warga asal Tasikmalaya. 

Tradisi Kebo-keboan sudah ada sejak abad ke-18 Masehi dan berasal dari kisah Buyut Karti, yang mendapat wangsit untuk menggelar upacara bersih desa dengan cara menjelma menjadi kerbau. Sebelumnya tradisi serupa juga dilaksanakan di Desa Aliyan. (*)

28 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/28/2023 03:21:00 PM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/28/2023 02:41:00 PM

 Banyuwangi - Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Banyuwangi menggelar bedah buku “Rebound Total” karya Samsudin Adlawi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kamis (27/7/2023). Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka acara sekaligus menjadi keynote speaker mengapresiasi buku yang banyak mengupas tentang Banyuwangi itu.

“Kami sangat mengapresiasi atas terbitnya buku ini. Ini adalah sebuah penghormatan atas kerja keras pemerintah daerah bersama seluruh masyarakat Banyuwangi untuk rebound dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Ipuk.

Buku yang berupa antologi kolom Man Nahnu di Jawa Pos Radar Banyuwangi itu, memang ditulis setiap pekan untuk merefleksikan berbagai situasi aktual di bumi Blambangan. Mulai dari sosial, budaya, politik hingga pemerintahan. Tak terkecuali Banyuwangi Rebound yang dicanangkan oleh Bupati Ipuk.

“Saya sangat berterimakasih atas masukan-masukan konstruktif yang diberikan oleh Pak Samsudin ataupun pihak-pihak lain. Tak sedikit masukan yang kami terima kemudian menjadi bahan untuk kita kerjakan ataupun menyempurnakan yang telah ada,” terang Ipuk.

Ipuk berharap, ke depan semakin banyak bermunculan buku-buku serupa guna memperkaya diskursus pembangunan di kabupaten ujung timur Jawa. “Kami tunggu karya-karya para penulis dan intelektual Banyuwangi lainnya,” tuturnya.

Bedah buku tersebut dibedah langsung oleh guru besar ilmu pemerintahan sekaligus Ketua PW ISNU Jawa Timur Prof. Mas’ud Said. Menurutnya, buku tersebut adalah sebuah bagian dari creative minority. 

“Sebenarnya, di dunia ini tak banyak orang yang ikut menentukan nasib suatu bangsa. Termasuk di Banyuwangi ini. Inilah yang disebut dengan Creative Minority. Saya kira buku ini adalah bagian dari hal tersebut,” ungkap Direktur Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA) tersebut.

Refleksi yang padat dan beragam dari buku tersebut, imbuh Mas’ud, menjadi daya tarik tersendiri dari 62 artikel yang tersaji. “Di ranah akademik, masing-masing tulisan ini bisa dikembangkan lebih serius lagi,” dorongnya kepada segenap peserta yang didominasi kalangan kampus tersebut.

Sementara itu, Samsudin Adlawi menyebutkan jika karya tersebut didedikasikan untuk merekam beragam peristiwa di Banyuwangi tiap pekannya. Inspirasinya bisa datang dari beragam hal. “Seperti halnya saat berdiskusi dengan bupati dan lainnya. Ini menjadi inspirasi untuk menulis,” ungkapnya.

Diskusi tersebut berlangsung gayeng. Dihadiri oleh kalangan sarjana dan mahasiswa dari Banyuwangi. Juga terdapat rombongan doktor dan profesor dari Universitas Islam Malang (UNISMA). Selain itu, juga dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Di antaranya adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuwangi Suyanto Waspotondo yang juga didapuk menjadi narasumber. (*)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/28/2023 09:18:00 AM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/28/2023 08:32:00 AM

27 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/27/2023 02:45:00 PM

 

BANYUWANGI - Memastikan seluruh anak mendapatkan pendidikan yang baik, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak seluruh tenaga pendidikan bergotong royong menyisir anak-anak yang tidak bersekolah. 

"Saya minta semua guru ikut membantu menuntaskan permasalahan anak tidak sekolah. Baik yang putus sekolah, tidak melanjutkan sekolah, maupun yang sama sekali memang belum pernah bersekolah," kata Bupati Ipuk saat menghadiri seminar Tour Nasional 2023 School Leadership Gathering, yang merupakan mitra dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud ristek), di Aula SMPN 1 Giri, Kamis (27/7/2023). 

Kegiatan seminar tersebut diikuti 1.200 peserta yang terdiri atas para kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan lainnya dari tingkat PAUD, SD, SMP, hingga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) se-Banyuwangi. Kegiatan ini dilaksanakan tiga hari, Kamis-Sabtu (27-29 Juli), di mana setiap harinya dibagi dalam dua sesi, masing-masing sesi diikuti 200 peserta.

Ipuk menyampaikan, pemkab berkomitmen memberikan kesempatan pendidikan yang sama dan merata bagi seluruh anak di Banyuwangi. Hal tersebut, imbuh Ipuk, tidak bisa dilakukan sendiri  oleh pemerintah daerah, melainkan membutuhkan sinergi dan kerja sama dengan banyak pihak, di antaranya para guru. 

"Mari kita sama-sama peduli. Tengoklah di kanan-kiri Bapak-Ibu semua. Jika ada anak-anak, termasuk anak-anak difabel, yang tidak bersekolah, mohon segera informasikan kepada kepala desa, lurah, atau camat setempat agar bisa segera ditangani,” imbau Ipuk.

Ipuk menyebut, Banyuwangi telah meluncurkan berbagai program di sektor pendidikan. Seperti beasiswa Banyuwangi Cerdas, uang saku dan uang transportasi bagi siswa kurang mampu yang berprestasi, dan beasiswa khusus difabel dan penghafar Alquran.

Program lainnya adalah Siswa Asuh Sebaya (SAS) dimana siswa yang berkecukupan menyisihkan sebagian uang sakunya untuk membantu siswa lain yang membutuhkan. Ada juga Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh) yang membantu anak-anak putus sekolah untuk kembali ke bangku sekolah, maupun melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

“Bapak-Ibu tidak usah khawatir harus mengeluarkan uang pribadi. Pemkab sudah memiliki banyak program yang memang disiapkan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Bapak-Ibu cukup bantu kami untuk menemukan dan segera laporkan,” tegas Ipuk.

Seminar Tour Nasional 2023 School Leadership Gathering dilaksanakan oleh lembaga independen mitra Kemendikbud Ristek untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui implementasi kurikulum Merdeka.

Dalam seminar ini, para peserta diberikan materi terkait penyusunan perencanaan modul ajar, aktualisasi managemen kelas, dan banyak lainnya. (*)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
| 7/27/2023 02:10:00 PM

 




BENTUK BAGIAN-BAGIAN LAMBANG

  1. DAUN LAMBANG BERBENTUK PERISAI
    Ditengah-tengah lambang berdiri tegak lurus garis berwarna putih membelah dasar lambang secara simetris menjadi dua bagian sebelah kiri warna hitam, bagian sebelah kanan warna hijau.
  2. DALAM LAMBANG TERTULIS PETA KABUPATEN BANYUWANGI.
    Dengan dibatasi oleh gambar padi berbutir 17 sebelah kanan dan 8 buah kapas sebelah kiri. Selat Bali dan Samudra Indonesia serta Kawah Ijen dilukiskan dengan warna biru.
  3. DI BAGIAN ATAS TENGAH.
    yakni di atas Peta Kabupaten Banyuwangi terlukiskan sebuah bintang bersudut lima dengan warna kuning emas melekat pada garis tegak lurus tersebut di atas. Bintang tersebut bersinar lima.
  4. PITA KUNING.
    menghiasi bagian bawah dengan berisikan tulisan "B A N Y U W A N G I", dengan warna merah.
  5. PITA PUTIH SEBAGAI DASAR.
    pada bagian bawah di luar daun lambang dengan berisikan tulisan "SATYA BHAKTI PRAJA MUKTI", berwarna hitam, yang menyatu garis tepi perisai.

MAKNA BAGIAN-BAGIAN LAMBANG

  1. DAUN LAMBANG BERBENTUK PERISAI.
    adalah lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran melambangkan dasar dan keinginan hidup rakyat Kabupaten Banyuwangi.
  2. BINTANG DENGAN WARNA KUNING EMAS.
    adalah lambang Ketuhanan Yang Maha Esa, bersudut lima dan bersinar lima dengan garis tegak berarti berdiri tegak atas dasar Pancasila yang merupakan dasar dan falsafah Negara yang senantiasa dijunjung tinggi serta selalu menyinari jiwa rakyat Kabupaten Banyuwangi. Bintang bersinar lima menyinari Peta Kabupaten Banyuwangi, padi dan kapas.
  3. PADI DAN KAPAS.
    lambang sandang pangan yang menjadi kebutuhan pokok rakyat sehari-hari, gambar padi berbutir 17 buah dan kapas 8 buah melambangkan saat-saat kramat bagi Bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945.
  4. PETA KABUPATEN BANYUWANGI.
    yang terdapat banyak sungai-sungai dilukiskan warna kuning dan hijau serta di lingkungan Selat Bali dan Samudra Indonesia melambangkan sumber kemakmuran daerah.
  5. PITA BERISIKAN TULISAN BANYUWANGI.
    menunjukkan Daerah Kabupaten Banyuwangi.
  6. PITA DASAR DENGAN WARNA PUTIH.
    berisikan tulisan SATYA BHAKTI PRAJA MUKTI menunjukkan makna selalu mengabdi kepada kebenaran demi kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat.
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/27/2023 09:20:00 AM

26 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/26/2023 03:16:00 PM

 

Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali melakukan pengecekan distribusi LPG 3 Kg. Setelah sebelumnya meninjau pelaksanaan operasi pasar, Ipuk hari ini turun dan mengecek sejumlah pangkalan di wilayah perkotaan, Rabu (26/7/2023). 

“Ya, saya masih mendengar warga masih kesulitan mendapatkan LPG melon. Hari ini saya ajak Pertamina untuk ikut turun. Sama-sama kita coba cek di lapangan, kenapa kelangkaan LPG ini. Alhamdulillah, dari sidak hari ini tadi ada solusi, nanti Pertamina akan ada tambahan pasokan, kira-kira ada tambahan 32 persen dari pasokan biasanya,” kata Ipuk saat meninjau pangkalan LPG di wilayah Kelurahan Kertosari. Dia mengunjungi antara lain Pangkalan LPG di Pasar Berlian, berbincang dengan pengelolanya, Cupi Ardita. 

“Saya minta rencana tambah pasokan segera dieksekusi, nanti saya cek terus,” imbuh Ipuk.

Pangkalan LPG kini menjadi pilihan warga untuk membeli LPG melon karena toko-toko kelontong sudah kehabisan stok. Selain itu, pangkalan masih menjual sesuai dengan HET, yakni Rp 16 ribu per tabung. 

“Warga mengeluhkan kenaikan harga, terutama yang dijual toko. Untuk itu, kami pastikan pangkalan agar bisa melayani warga dan menjual sesuai harga yang ditetapkan pemerintah. Harga di pangkalan jangan dinaikkan,” kata Ipuk. 

Dalam kesempatan itu, Ipuk membeberkan bahwa Pertamina berencana menambah kuota pasokan harian LPG 3Kg untuk Banyuwangi. “Itu salah satu opsinya, biar kondisi cepat stabil. Paralel, juga akan digelar operasi murah di seluruh kecamatan selama sepekan ini secara bergiliran. Kita akan pantau terus sama Pertamina dan cari solusi jangka pendeknya untuk menstabilkan kondisi kelangkaan ini,” ujar Ipuk. Tampak hadir pula Sales Brand Manager Pertamina Banyuwangi, Denny Nuhrahanto.

Berkoordinasi dengan Pertamina, operasi pasar digelar di 12 titik se-Banyuwangi dalam pekan ini di mana per titik dialokasikan 1.600 tabung elpiji 3 kg. Sehingga total disediakan 19.200 tabung elpiji 3 kg. 

Sementara itu, Denny menjelaskan bahwa pasokan LPG 3 Kg untuk Banyuwangi mencapai 153 – 155 metricton/hari, atau setara 52 ribu tabung LPG 3 Kg. Kuota tahun ini sama dengan tahun sebelumnya, 2022. 

“Untuk Banyuwangi, sebenarnya pasokan yang kita salurkan masih sama, tidak ada perubahan dari bulan kemarin maupun tahun kemarin juga. Namun, kami melihat tahun ini ada peningkatan konsumsi di masyarakat. Jadi, kebutuhan warga akan LPG tidak seimbang dengan kuota yang telah ditetapkan tahun ini,”kata Denny. 

Menyikapi kondisi saat ini, Pertamina akan menambah kuota harian LPG. Rencananya, akan ditambah hingga 32 persen dari kuota yang telah ditetapkan dan akan didistribusikan ke 1.700 pangkalan LPG se-Banyuwangi. 

“Rencananya besok kita tambah, hingga 32 persen. Selain itu, untuk segera menstabilkan kondisi, kita tambah suplai ke pangkalan, sekaligus operasi pasar tetap kita jalankan. Seperti pangkalan Kertosari ini, biasanya dijatah 100 tabung/hari, ini tadi ditambah jadi 120 tabung/hari,” jelasnya. 

Dalam kesempatan itu, kembali Ipuk mengingatkan bahwa LPG 3 Kg tersebut merupakan produk subsidi. Hanya diperuntukkan bagi warga pra sejahtera. “Jadi, LPG 3 Kg tidak diperuntukkan bagi warga yang mampu. Apalagi untuk yang industri, rumah makan atau jenis usaha lainnya. Segera kita sidak dengan tim untuk memastikan ketepatan sasaran,” tegasnya.

Larangan penggunaan LPG bersubdi tersebut, imbuh Ipuk, juga ditujukan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN). “Segera kami terbitkan Surat Imbauan yang isinya larangan bagi ASN menggunakan LPG bersubsidi,” tutup Ipuk.

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/26/2023 02:27:00 PM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/26/2023 11:06:00 AM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/26/2023 09:21:00 AM