Valentine's Day Arrow Through The Heart
Selamat Datang Di Web Support Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur | Untuk Informasi Pelayanan Desa Jajag Silahkan Hubungi 0853-3652-5825 (Candra) | Untuk Whatsapp Silahkan Klik "E-DESA" Dan Pilih "Pelayanan Masyarakat Desa" Atau Langsung Dibawah Halaman klik "Pelayanan Masyarakat Via Whatsapp" | TERIMA KASIH | -Informasi- |

Translate

11 April 2018

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 4/11/2018 08:58:00 AM

Ide pemanfaatan saluran irigasi sebagai tempat memelihara ikan karena selama ini selokan dijadikan tempat sampah oleh masyarakat sekitar.

Warga Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi menyulap saluran irigasi atau selokan di desa mereka yang awalnya dijadikan tempat pembuangan sampah menjadi tempat untuk memelihara ribuan ikan tawar.

Ide awal pemanfaatan saluran irigasi tersebut muncul setelah adanya Peraturan Desa (Perdes) Nomor 1 Tahun 2018 yang mengatur pelarangan warga untuk melakukan penyetruman, menjala ikan, dan penggunaan obat-obatan di sepanjang irigasi sungai desa.

Di dalam Perdes tersebut juga mengatur tentang pengawasan yang dilakukan warga agar saluran irigasi bermanfaat sebagaimana fungsinya.

"Di setiap dusun ada 5 warga yang ditunjuk sebagai pengawas yang salah satu tugasnya mengawasi agar selokan ini tidak dijadikan tempat sampah," jelas Suparno, Kepala Desa Jajag kepada Kompas.com Selasa (10/4/2018).

"Seminggu bisa dua kali kerja bakti. Tapi tidak maksimal. Habis dibersihkan, besok ada lagi yang buang sampah. Akhirnya ya muncul ide dibuat kolam ikan seperti ini," tambahnya.

Ada empat titik selokan yang dijadikan kolam ikan. Pertama, Banyu Bening 1 sepanjang 200 meter yang berisi 16.000 ikan, Banyu Bening 2 sepanjang 250 meter dengan 8.000 ikan, serta Banyu Bening 3 sepanjang 400 meter berisi 8.000 ikan.

Ketiga, selokan tersebut berada di Dusun Krajan, sementara satu selokan yaitu Sumber Mulyo sepanjang 700 meter dan berisi 6.000 ikan berada di Dusun Bulusari.

Ikan yang mereka pelihara adalah jenis koi, tombro, nila merah dan nila hitam. Suparno mengatakan, untuk membeli bibit ikan, warga di desa tersebut patungan mulai dari Rp 5.000.

"Kami sengaja membeli bibit ikan yang kecil agar dapat lebih banyak. Selain itu kalau dirawat sejak masih kecil ikannya yang lebih jinak dan akrab dengan manusia," jelas Suparno.

Ada ribuan ikan jenis Koi, Nila, dan Tombro yang dipelihara masyarakat Desa Jajag di selokan saluran irigasi desa.

Sementara itu, Wibi Untoro (44) Ketua Kelompok Pembudidaya Mina Jajag kepada Kompas.com menjelaskan, awalnya selokan tersebut dibersihkan dari sampah dan dikeruk hingga kedalaman 70 sentimenter.

Masyarakat Desa Jajag memanfaatkan selokan saluran irigasi untuk memelihara ribuan ikan.

Selokan tersebut mengalami pendangkalan karena sering dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Lalu mereka membuat sodetan di bagian hulu dekat dam sungai untuk mengalirkan air hujan agar selokan tidak meluap saat hujan turun.

"Semua kita lakukan secara swadaya. Kita juga pastikan bahwa air ini tidak tercemar mulai dari atas sampai bawah. Jadi ikannya tumbuh dengan baik. Kalau sudah bersih dan indah seperti ini ya nggak ada yang buang sampah lagi. Kalau hanya diingatkan nggak akan mempan," jelas Wibi.

Selain itu, mereka juga menanami pingiran selokan dengan tanaman peneduh. Gubuk-gubuk kecil di pinggiran selokan pun dibangun dilengkapi perpustakaan kecil yang bisa diakses dengan mudah oleh warga.

Sebagian besar buku tersebut adalah buku yang berkaitan dengan budidaya ikan air tawar. selain itu juga ada beberapa mural yang berisi ajakan untuk menjaga lingkungan.

"Kebetulan selokan ini berada di pinggir jalan. Jadi kalau ada yang ingin istirahat habis perjalanan atau pulang kerja ya silahkan mampir. Ada juga beberapa wisatawan yang datang kesini buat kasih makan ikan dan belajar tentang budidaya ikan air tawar," jelas Wibi.

Saat ini, selokan-selokan cantik tersebut dikelola kelompok masyarakat pengawas dan kelompok pembudidaya ikan Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.

Bahkan menurut Wibi, tidak jarang tempat mereka menjadi tujuan para pelajar mulai TK hingga SMA untuk belajar pembudidayaan ikan air tawar.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo menjelaskan, kegiatan masyarakat Desa Jajag merupakan bagian dari kegiatan cipta wisata barkandi (tebar ikan terkendali) air bersih bebas sampah.

Masyarakat bukan hanya mendapatkan manfaat dari ikan yang dipelihara, namun juga lingkungan menjadi bersih dan sehat karena selokan tidak lagi dijadikan tempat sampah.

"Pemanfaatan selokan yang dilakukan masyarakat Jajag akan dijadikan percontohan untuk daerah lain, karena ini dilakukan secara swadaya," jelas Hari Cayho.

"Secara ekonomi masyarakat juga diuntungkan seperti menjual makanan ikan untuk mereka yang datang. Ikan yang bisa dijual jika sudah panen dan ke depannya masyarakat akan menjual ikan bakar di sekitar saluran irigasi yang ikannya masih segar diambil langsung dari irigasi," pungkasnya. 

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan masukan komentar, kritik dan saran agar kami bisa terus berkembang lebih baik lagi.
Terima kasih.