Valentine's Day Arrow Through The Heart
Selamat Datang Di Web Support Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur | Untuk Informasi Pelayanan Desa Jajag Silahkan Hubungi 0853-3652-5825 (Candra) | Untuk Whatsapp Silahkan Klik "E-DESA" Dan Pilih "Pelayanan Masyarakat Desa" Atau Langsung Dibawah Halaman klik "Pelayanan Masyarakat Via Whatsapp" | TERIMA KASIH | -Informasi- |

Translate

Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Banyuwangi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Banyuwangi. Tampilkan semua postingan

29 Februari 2024

Posted by Ary Eko Prasetyo, S.Kom
No comments | 2/29/2024 10:42:00 AM


 

MAHAL: Pembibit cabai di Dusun Sukodadi, Desa Sraten, Kecamatan Cluring ramai permintaan saat harga cabai rawit dan cabai merah naik di pasaran Selasa (27/2).

Jajag.my.id - Usaha pembibitan cabai di Dusun Sukodadi, Desa Sraten, Kecamatan Cluring ikut ketiban rezeki imbas harga cabai yang cenderung tinggi sejak beberapa bulan lalu.

Permintaan bibit cabai, kini juga tinggi.

Banyaknya pesanan bibit cabai ini, membuat perajin pembibitan sampai kewalahan.

“Mulai Oktober 2023 permintaan sangat tinggi,” kata salah satu pembibit cabai Dwi Liyanto, 24, warga Dusun Sukodadi, Desa Sraten, Kecamatan Cluring, kemarin (27/2).

Permintaan bibit cabai itu, terang dia, sebagian besar berasal dari petani di desa-desa di Kecamatan Cluring dan Gambiran.

“Jumlah permintaan mulai November 2023 selalu tinggi, lebih dari 15 ribu bibit,” ungkapnya.

Dwi menyebut harga per seribu bibit sekitar Rp 180 ribu. Jika dihitung satuan, harganya sekitar Rp 180 per bibit.

Harga itu tidak banyak berubah karena tidak ada kenaikan harga benih cabai rawit.

“Yang sering naik harga cabainya saja, kalau bibitnya tetap,” terangnya.

Bibit cabai siap jual, jelas dia, yang sudah berusia 30 hari setelah tanam.

Bibit pada usia tersebut, sudah siap dipindah tanam ke lahan.

“Kalau terlalu muda, bibit cabai bisa cepat mati karena belum siap ditanam di lahan terbuka,” katanya.

Suroyo, 40, petani asal Desa Jajag, Kecamatan Gambiran mengaku masih tertarik menanam cabai lantaran harganya yang relatif tinggi sejak Oktober 2023.

“Tidak biasanya bisa awet di atas Rp 50 ribu per kilogram hingga berbulan-bulan,” cetusnya.

Hanya saja, terang dia, menanam cabai membutuhkan ketelatenan. Sebab, masih banyak penyakit, hama, hingga faktor cuaca yang bisa membuat produksi tidak optimal.

“Tantangan utamanya ya cuaca dan penyakit itu,” terangnya.

Hanya saja, masih kata dia, harga cabai yang relatif tinggi membuat pria yang sudah belasan tahun bertani itu kembali memutuskan menanam cabai.

“Selama modal dan hasilnya ada, tetap tanam cabai,” cetusnya.

Sementara itu, dari pantauan harga cabai di Pasar Jajag, Kecamatan Gambiran, harga rata-rata cabai rawit dan cabai merah terkerek Rp 5.000 per kilogram dibandingkan dua hari sebelumnya.

“Cabai rawit Rp 60 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp 85 ribu per  kilogram,” ungkap Rahmawati, 47, pedagang asal Dusun Krajan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.


04 September 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 9/04/2023 08:06:00 AM

 

Kantor Desa Jajag

Desa Jajag, terletak di Kecamatan Gambiran, berada di jalur utama dari Kabupaten Banyuwangi menuju Kabupaten Jember. Selama tahun terakhir, dari 2022 hingga 2023, terjadi banyak perubahan signifikan baik dalam pembangunan fisik maupun dalam peningkatan Sumber Daya Manusianya (SDM).

Dengan luas wilayah seluas 816 hektar dan populasi sekitar 18.369 jiwa, masyarakatnya memiliki berbagai sumber penghasilan, termasuk PNS, perdagangan, pertanian, dan berbagai usaha mandiri. Desa ini terbagi menjadi 5 dusun, yakni Dusun Bulusari, Dusun Kampung Baru, Dusun Krajan, Dusun Petahunan dan Dusun Yosowinangun.

Menurut Kepala Desa Jajag, Suparno SH, desa ini telah mencapai banyak kemajuan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, termasuk dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM.

Dalam rentang tahun 2022 hingga 2023 saja, telah terlaksana 6 proyek pembangunan fisik serta 4 program pemberdayaan SDM, dan bantuan melalui program ketahanan pangan.

"Kami terus berupaya untuk memajukan Desa Jajag. Pada tahun ini saja, kami telah menyelesaikan 3 proyek fisik menggunakan alokasi Dana Desa dan 3 kegiatan proyek lainnya melalui program usulan dari masyarakat" ungkapnya.

Foto : Kepala Desa Jajag Suparno SH.

Hasil pencapaian pembangunan fisik melalui alokasi Dana Desa (DD) antara lain mencakup proyek pavingisasi yang terletak di Dusun Petahunan. Selain itu, pembangunan plengsengan irigasi juga dilaksanakan di Dusun Yosowinangun sebagai bagian dari program ketahanan pangan.

Pembangunan ini juga responsif terhadap usulan masyarakat, seperti rehabilitasi satu mushola dan tiga masjid. Selain itu, proyek pembangunan jalan paving tersebar di delapan lokasi, dan pembangunan plengsengan dilakukan di delapan titik berbeda. Terakhir, satu proyek pembangunan pagar makam di Dusun Bulusari juga berhasil direalisasikan.

Selain itu, pemberdayaan SDM juga telah diwujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti penyelenggaraan 4 program pelatihan bagi warga desa.

Pemuda diberikan pelatihan keterampilan dalam sablon, sementara ibu-ibu PKK diberikan bekal dalam pelatihan cara membuat kue. Sebagian pemuda juga mendapatkan pembekalan dalam seni menganyam bambu, menciptakan karya seni yang tidak hanya memperkaya budaya tetapi juga meningkatkan pendapatan. Dan yang tidak kalah penting, segera diadakan pelatihan dalam pembuatan kerajinan dari bahan paralon yang relevan dengan pertanian modern tanpa menggunakan media tanah, tetapi dengan memanfaatkan media air.

Tidak hanya itu, pemerintah Desa Jajag telah menginisiasi program ketahanan pangan dengan menyediakan bantuan ternak dan bibit tanaman kepada masyarakat.

"Kami juga telah mengalokasikan bantuan melalui program ketahanan pangan untuk kelompok ternak dan mendistribusikan bibit tanaman yang memberikan manfaat bagi warga" ujar Kepala Desa Jajag, Suparno SH

Prestasi yang telah diraih oleh Kepala Desa Jajag patut mendapat apresiasi tinggi. Meskipun negara ini baru saja pulih dari krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemik Covid - 19, pemerintah Desa Jajag berhasil menjalankan program-program sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Banyuwangi Rebound.

Kepala Desa Jajag, Suparno SH, berharap bahwa meskipun masa jabatannya akan berakhir pada Desember 2023, upaya yang telah dilakukan selama tahun 2023 akan tetap berlanjut.

“masih ada beberapa lokasi pembangunan plengsengan yang belum kita perbaiki, serta Lapangan Jajag yang masih memerlukan perhatian pembangunan tambahan. Seperti dibagian depan lapangan, penting untuk memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH), sementara di bagian belakangnya, fasilitas olahraga akan menjadi tambahan yang sangat dibutuhkan masyarakat.” Ungkapnya.

31 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/31/2023 08:25:00 AM

 

Foto : Kepala Desa Jajag Suparno SH, telah membuka SOUT di BKB Sekar Arum Dusun Krajan, Desa Jajag.

Desa Jajag terus berupaya meningkatkan kesejahteraan warganya melalui berbagai program dan inovasi, salah satunya terwujud dalam peluncuran program SOTH (Sekolah Orang Tua Hebat) pada hari ini. Program Bina Keluarga Balita (BKB) ini berlokasi di Posyandu Sekar Arum yang menjadi pusat kegiatan.

Kepala Desa Jajag, Suparno SH, menjelaskan bahwa pada tanggal 30 Agustus 2023, pemerintah Desa Jajag bersama dengan FORPIMKA Kecamatan Gambiran secara resmi membuka Program SOTH BKB di lokasi Posyandu Sekar Arum, yang terletak di Dusun Krajan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi.

"Hari ini, kami bersama-sama dengan forpimka kecamatan Gambiran, dengan bangga meluncurkan Sekolah Orang Tua Hebat di lokasi Posyandu Sekar Arum" jelasnya.

Foto : Kades Jajag Suparno SH, menyerahkan dokumen kepada pengurus BKB Sekar Arum.

Menurutnya, SOTH berfungsi untuk membangun komitmen dalam berkomunikasi antara orang tua dengan anak, yakni memberikan program intensif kepada orang tua balita yang sebagian besar adalah generasi milenial.

Suparno mengungkapkan bahwa masalah stunting tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kondisi kesehatan bawaan, atau asupan gizi yang kurang, melainkan juga terkait dengan pola asuh anak yang kurang tepat.

Oleh karena itu, program SOTH memiliki peran sebagai sekolah pengasuhan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat balita. Fokusnya adalah membantu orang tua memahami lebih dalam kebutuhan psikologis anak mereka.

Foto: Kepala Desa, Forpimka, Kepala Dusun Krajan, TP-PKK Desa Jajag, dan Pengurus BKB Sekar Arum Dusun Krajan.

Suparno juga menjelaskan, "Dalam SOTH, orang tua belajar dan menerima berbagai materi yang relevan. Sementara itu, anak-anak mereka dapat bermain untuk mengembangkan motoriknya, semua dilakukan dengan pendampingan kami." Ujarnya.

Dengan penuh harapan, ia menambahkan, "Kami berharap PAUD Sekar Arum di Desa Jajag tetap berjalan dengan baik, sehingga anak-anak berusia 3 tahun memiliki kesempatan untuk tumbuh sebagai generasi penerus bangsa di masa depan." Kata Kepala Desa Jajag, Suparno SH.

30 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/30/2023 04:00:00 PM

 

Foto : Kepala Desa Suparno, S.H, di kantor pelayanan Desa Jajag.

Upaya meningkatkan kualitas layanan publik kepada warga Desa telah diwujudkan melalui berbagai pelayanan administratif, termasuk pengurusan akta kelahiran, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Akta Kematian, pembuatan akta jual beli tanah, serta kelengkapan administrasi usaha.

Di Desa Jajag, yang terletak di Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, setiap hari masyarakat desa memanfaatkan fasilitas Balai Desa untuk menyelesaikan beragam kebutuhan administratif, surat-surat penting, dan dokumen lainnya. Rata-rata, antara lima hingga lima belas warga berdatangan ke Balai Desa Jajag setiap harinya guna mengurus berbagai administrasi.

Foto : Tri abi saat mengurus KTP di pelayanan kantor Desa Jajag.











Salah satu warga Dusun Krajan, Tri Abi menyampaikan, "Layanan umum di Balai Desa ini sungguh membantu kami sebagai masyarakat. Semua urusan terkait berkas menjadi lebih mudah. Saya sendiri saat ini sedang mengurus penggantian KTP yang hilang." Ungkapnya.

Perbaikan dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Desa Jajag ini memberikan manfaat konkret bagi warganya, menghilangkan hambatan dalam mengurus berbagai dokumen penting. Tri Abi hanya merupakan salah satu contoh dari banyaknya warga yang merasakan dampak positif dari layanan yang disediakan oleh Balai Desa Jajag.
Sementara itu, Kepala Desa Jajag, Suparno SH, mengungkapkan beragam layanan yang telah tersedia di desanya, bahkan ia menyoroti adanya program unggulan yang dirancang untuk melayani masyarakatnya.

"Setiap hari, kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui program Smart Kampung. Tujuan kami adalah memastikan bahwa setiap warga mendapatkan layanan yang optimal. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kami kepada warga Desa Jajag," ungkapnya.

Foto : Kantor pelayanan Desa Jajag.

Suparno menekankan bahwa sistem pelayanan di Desa Jajag telah terhubung langsung dengan Dispendukcapil, sehingga warga Desa Jajag tidak perlu merasa ragu lagi saat ingin mengurus berbagai keperluan administratif.

Dengan koneksi langsung Dispendukcapil, ia berharap warga Desa Jajag merasa lebih percaya diri dan mudah saat berurusan dengan keperluan administratif. Suparno juga mengungkapkan harapannya bahwa pelayanan yang diberikan akan terus mengalami peningkatan yang signifikan demi kenyamanan dan kepuasan warga.

Sebagai bagian dari agenda nasional, pelaksanaan pelayanan publik untuk meningkatkan kesejahteraan desa memerlukan pengembangan dan penyusunan lebih lanjut. Hal ini diperlukan agar dapat dijalankan secara efektif oleh berbagai lembaga, dinas terkait dengan wilayah desa, komunitas desa itu sendiri, dan pihak-pihak lain yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan UU Desa.

25 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/25/2023 08:47:00 AM

 
Foto : Kepala Desa Jajag

Semarak perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 begitu terasa di seluruh penjuru institusi pemerintahan.

Dalam semangat mengenang jasa para pahlawan, berbagai institusi berlomba-lomba mengadakan beragam acara, perlombaan, dan festival kemerdekaan.

Foto : Staf Desa Jajag ikut dalam karnaval kemerdekaan.

Salah satu yang menarik perhatian adalah partisipasi aktif Kepala Desa Jajag beserta istrinya dalam meramaikan karnaval. Mereka turut serta dalam barisan karnaval yang diorganisir oleh kecamatan Gambiran pada hari Kamis kemarin, 24 Agustus 2023.

Jalanan protokol di Jajag dipadati oleh kerumunan manusia yang hendak melihat maupun sebagai peserta. Masyarakat merasa bahagia dapat merayakan kemerdekaan dengan berpartisipasi dalam karnaval ini. Selain peserta, ribuan penonton juga turut merasa gembira menyambut datangnya barisan karnaval yang berjalan dengan penuh semangat.

Foto : Warga desa Jajag ikut karnaval kemerdekaan berbusana Dayak Kalimantan.

Kepala Desa Jajag, Suparno, mengungkapkan bahwa hari ini adalah momen kebahagiaan bagi semua masyarakat, bukan hanya karena telah merdeka, tetapi juga sebagai penghormatan kepada para pejuang yang berjuang dan mengorbankan banyak hal demi kemerdekaan.

"Perayaan ini merupakan simbol penting dan suatu bentuk kebahagiaan. Pada bulan ini, Indonesia merayakan kemerdekaan yang patut kita hargai melalui berbagai macam acara, termasuk karnaval ini. Acara ini juga mengingatkan kita tentang semangat 'Bhinneka Tunggal Ika'. Sebagian peserta karnaval mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai pengingat bahwa Nusantara ini adalah satu keluarga besar dan kita bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia." Jelasnya.

Foto : Kelompok warga lain juga berbaris dan bersorak memeriahkan karnaval kemerdekaan.

Dengan semangat ini, perayaan kemerdekaan tidak hanya menjadi ajang hura-hura semata, tetapi juga menjadi waktu yang berarti untuk mengingat jasa para pahlawan dan memupuk rasa persatuan di antara masyarakat Indonesia.


eDesa Jajag (Pelayanan Online) :

15 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/15/2023 03:39:00 PM

 


Ribuan warga memadati sepanjang jalan perkotaan Banyuwangi yang dilintasi Pawai Lampion, Senin (14/8/2023) malam. Ratusan lampion berbagai bentuk dan warna menghiasi suasana malam hari. 

 Lampion-lampion tersebut dibawakan ratusan pelajar dari 31 Gugus Sekolah tingkat SD dan SMP se-Banyuwangi. Pawai Lampion digelar untuk memperingati Hari Pramuka ke-62, yang diperingati tiap 14 Agustus. Pawai ini juga untuk menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78.

 Ribuan warga memadati sepanjang Jalan Ahmad Yani, Simpang Lima, Jalan DR. Soetomo, hingga Taman Blambangan yang menjadi rute pawai. 

 Mengenakan seragam pramuka, ratusan pelajar tersebut membawa lampion berbagai macam bentuk, mulai dari bendera merah putih, lambang pramuka, hewan, bunga, hingga tokoh pahlawan.

 Salah satu peserta pawai lampion, Gavinda Khoirul Ma’i, pelajar kelas V SDN Model, mengatakan bahwa ia sejak pagi menyiapkan lampion yang dibuatnya sendiri dengan bahan bambu dan gabus. 

 “Saya senang bisa ikut pawai lampion ini. Saya membuat lampion berbentuk burung garuda dengan warna merah putih. Ini cinta Indonesia,” ujar Gavinda.

 Muhammad Bawazier, pelajar kelas VIII SMPN 1 Banyuwangi, juga mengungkapkan kegembiraannya bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. 

 “Ini adalah pengalaman pertama saya ikut pawai lampion. Bikin lampion berbentuk lambang pramuka dengan warna kuning dan hijau. Semoga tradisi pawai ini ada terus,” kata Muhammad.

 Ribuan masyarakat tumpah ruah di sepanjang jalan menyaksikan pawai lampion yang menyuluh malam dengan cahaya-cahayanya. 

 Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk melestarikan budaya lokal. 

 "Pawai lampion ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak dulu. Kami ingin melestarikan tradisi ini sebagai bagian dari kekayaan budaya kita. Kami juga berharap pawai lampion ini dapat meningkatkan kebersamaan dan keharmonisan," tuturnya.

 Ipuk juga berpesan pentingnya menumbuhkan sifat peduli pada lingkungan sekitar dalam diri setiap anggota pramuka. Pramuka yang dikenal dengan sikapnya yang suka menolong, diharapkan Ipuk bisa turut membantu memberikan solusi masalah sosial.

 "Seringlah tengok sekitar kita, apa ada tetangga yang butuh dibantu. Kalau ada yang sakit atau putus sekolah segera laporkan ke lurah atau kades, biar nanti bersama-sama dibantu," kata Ipuk.

 Selain itu, Ipuk juga meminta agar anggota pramuka terus mengasah soft skill, yakni berupa karakter diri, seperti pekerja keras, bersikap terbuka, punya rasa ingin tahu, dan daya juang yang tinggi.

 Selain Pawai lampion sebelumnya telah digelar Festival Literasi Merdeka dan Pawai Kebangsaan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian dari Festival Merdeka yang akan terus berlangsung hingga akhir bulang Agustus mendatang. (*)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/15/2023 03:07:00 PM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/15/2023 10:58:00 AM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/15/2023 10:56:00 AM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/15/2023 10:54:00 AM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/15/2023 10:52:00 AM

14 Agustus 2023

10 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/10/2023 03:21:00 PM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/10/2023 02:25:00 PM
Posted by Ary Eko Prasetyo, S.Kom
No comments | 8/10/2023 10:40:00 AM

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu sentra bawah merah Jawa Timur. Memperkuat produksi, kelompok tani di Banyuwangi mengembangkan bawang merah semiorganik. Dengan cara ini mampu menghasilkan rata-rata 14,2 ton per hektar. 

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh petani di sini, mulai berani menggunakan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia. Pemkab akan mendukung apa yang dilakukan petani di sini, dan bahkan akan menjadi percontohan sentra bawang merah lainnya di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat panen raya bawang merah, di Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo, Selasa sore (8/8/2023). Turut hadir dalam panen raya tersebut Kepala BI Kantor Perwakilan Jember, Gunawan.

Budidaya bawang merah tersebut dilakukan oleh 40 petani yang tergabung dalam kelompok Kijang Kencono, di lahan seluas 20 hektare. Pengembangan bawang merah di lahan ini menggunakan prinsip-prinsip budidaya organik. Sebagian mulai menggunakan pupuk organik, lahan ditutup dengan mulsa plastik, dan diawali dengan pengapuran lahan yang tidak dilakukan pada budidaya secara konvensional. 

Bawang merah di desa ini menggunakan varietas Tajuk. Dibandingkan varietas lokal, varietas ini memiliki usia tanam lebih pendek antara 65-70 hari, dengan produktivitas lebih tinggi, yakni 12-14 ton per hektare. 

Dengan pertanian semi organik ditunjang jenis varietas tersebut, produktivitas bawang merah poktan Kijang Kencono rata-rata 14,2 ton per hektar. Meningkat dari sebelumnya sekitar 8 ton per hektar. Produktivitas tersebut juga lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten Banyuwangi diangka 11,6 ton per hektar. 

Dengan demikian apabila di rata-rata, dengan harga pasar bawang merah Rp 11.000 per kilogram, kelompok tani ini mampu menghasilkan Rp. 3,12 miliar.

Selain di Wongsorejo sentra bawang merah di Banyuwangi, juga ada di Kecamatan Muncar, Tegaldlimo, dan Srono. 

“Melihat hasil ini, kami akan memperluas percontohan pertanian organik ini di sejumlah sentra bawang merah yang lain,” kata Ipuk. 

“Tentu butuh proses lama untuk benar-benar murni organik. Ini adalah langkah awal untuk mengarah ke sana,” imbuhnya. 

Bawang merah merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang sering kali memicu inflasi. Ipuk berharap dengan pengembangan bawang merah ini, pasokan bawang merah di Banyuwangi bisa tercukupi. 

"Ini juga sebagai cara untuk mengendalikan inflasi,” tambah Ipuk. 

Sementara Kepala BI Jember Gunawan mengatakan akan memfasilitasi dan membantu petani untuk meningkatkan produksi bawang merah di Banyuwangi.

“Kami juga siap memfasilitasi. Kami akan berkoordinasi dengan kantor perwakilan yang lain untuk menjalin kerjasama antar daerah, sehingga produk surplus dari Banyuwangi bisa dipasok ke daerah lain,” kata Gunawan.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ilham Juanda, menambahkan total luas tanam bawang merah di Banyuwangi (2022) mencapai 1.178 hektar, dengan produksi mencapai 7.538,4 ton. Sedangkan kebutuhan masyarakat sebesar 4.891,38 ton. Sehingga terjadi surplus 2.647,02 ton.

"Kami berikan bantuan khusus pengembangan bawang merah, antara lain pupuk organik cair, NPK, mulsa, dolomit, dan pencegahan hama/penyakit," pungkas Ilham.  (*)

Posted by Ary Eko Prasetyo, S.Kom
No comments | 8/10/2023 10:36:00 AM

Banyuwangi – Mendukung pengembangan Geopark Ijen 25 dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali turun ke Banyuwangi. Mereka mengaku tertarik mengembangkan kekayaan geowisata Banyuwangi dengan pelibatan masyarakat setempat.   

Itu diungkapkan saat mereka bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pada Rabu (9/8/2023) di Banyuwangi. Rombongan ITB yang terdiri dari 25 dosen dari berbagai program studi tersebut menjalani program pengabdian masyarakat di Banyuwangi selama lima hari, Minggu-Kamis (6-10/8/2023). Di antara yang turut ke Banyuwangi adalah Prof. Ir. Benyamin Sapiie dari prodi Geodinamik dan Sedimentologi; Prof. Dr. Eddy A. Subroto dari Prodi Petrologi, Vulkanologi dan Geokimia; Prof Dr. Ir. Yan Rizal dan Prof Dr Aswan, keduanya dari prodi Paleontologi dan Geologi Kuarter.

Kepala Program Studi Magister dan Doktoral Teknik Geologi ITB, Dr. Ir. Mirzam Abdurrachman menjelaskan bahwa kedatangan timnya ke Banyuwangi karena tertarik akan kekayaan Geopark Ijen yang telah dikembangkan menjadi geowisata. Mereka berharap pengembangan Geopark Ijen diiringi dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pengelolaan geowisata.     

“Kami kembali turun ke Banyuwangi. Kali ini, salah satunya melakukan pendampingan ke masyarakat tentang pentingnya melakukan pengelolaan geowisata. Pengelolaan yang baik, akan bermanfaat bagi warga setempat. Baik secara ekonomi, sosial budaya yang terjaga, dan tentunya juga dampak lingkungan yang terawat,” kata Mirzam.     

Selama 5 hari di sini, kata dia, mereka telah melakukan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Pendampingan ini fungsinya juga untuk memahamkan warga di kawasan Geopark Ijen tentang kekayaan geologi yang miliki dan bagaimana pengelolaan yang baik. Termasuk juga mengedukasi tentang berbagai potensi kebencanaan, seperti tsunami, gempa bumi dan erupsi gunung berapi

"Di hari pertama, kami datang dan berdiskusi dengan Kampus Politeknik Banyuwangi (Poliwangi). Poliwangi berencana ke depan akan mendirikan prodi geologi. Lalu kami juga survey geologi, dan kami undang penggiat geopark seperti pemandu wisata dan warga sekitar untuk naik Ijen bersama.  Dalam perjalanan tersebut, kami terangkan secara detail tentang Ijen dari sisi ilmiah, untuk menambah wawasan mereka tentang kawasan ini. Dan menariknya, ternyata pemahaman masyarakat tentang Geopark Ijen cukup lengkap," beber Mirzam.

Tim ITB juga akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk para guru di SMPN 3 Banyuwangi dan SMPN 2 Genteng. 

Bupati Ipuk menyampaikan terima kasihnya karena ITB karena beberapa tahun terakhir terus melakukan pendampingan kepada Banyuwangi hingga Geopark Ijen telah masuk dalam jaringan Unesco Global Geopark.  

“Terima kasih kepada para ITB dan tim ahlinya yang terus terlibat dalam pengembangan Geopark Ijen. Kami berharap ITB terus menjadikan kawasan geologi Banyuwangi sebagai laboratorium dan memberikan masukan yang positif bagi kami bagaimana pengelolaannya,” kata Ipuk.      

Ipuk menjelaskan bahwa Banyuwangi memiliki potensi untuk terus berkembang. Ipuk berharap ekoturisme yang dijalankan Banyuwangi akan bermanfaat bagi warga Banyuwangi dan lingkungannya.

"Di satu sisi potensi wisata Banyuwangi banyak, tapi di sisi lain juga potensi bencananya besar. Kami butuh masukan dan arahan, supaya meski daerah ini rawan bencana tapi kami bisa meminimalkan resikonya. Tentunya kami berharap hasil riset dan pemantauan ITB akan membantu kami," harap Ipuk. (*)

09 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/09/2023 02:21:00 PM