Valentine's Day Arrow Through The Heart
Selamat Datang Di Web Support Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur | Untuk Informasi Pelayanan Desa Jajag Silahkan Hubungi 0853-3652-5825 (Candra) | Untuk Whatsapp Silahkan Klik "E-DESA" Dan Pilih "Pelayanan Masyarakat Desa" Atau Langsung Dibawah Halaman klik "Pelayanan Masyarakat Via Whatsapp" | TERIMA KASIH | -Informasi- |

Translate

03 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/03/2023 11:17:00 AM
menpanRB, Kepala BPIP, dan Bupati Banyuwangi saat menghadiri Fish Market

BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Fish Market Festival yang dipusatkan di kawasan Kampung Mandar Banyuwangi. 

Berlangsung sejak 31 Juli 2023, Fish Market Festival Sewu Iwak (, diisi berbagai kegiatan. Di antaranya workshop kuliner dan edukasi oleh persatuan chef profesional Indonesia Banyuwangi, pameran produk olahan perikanan, dan pasar ikan segar.

"Festival ini merupakan salah satu upaya untuk mengangkat potensi perikanan daerah yang sangat besar. Nelayan yang awalnya hanya menjual ikan segar dengan margin sedikit, kini bisa mendapat keuntungan lebih besar dengan mengolah ikan tersebut," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Senin (1/8/2023).

Ipuk mengatakan Banyuwangi telah meningkatkan konsumsi ikan secara signifikan dari tahun 2021 di angka 61,25 kg per kapita, menjadi 63,57 kg per kapita pada tahun 2022. Hal ini menempatkan Banyuwangi sebagai kabupaten/kota terbaik dalam peningkatan konsumsi ikan di Indonesia.

"Kami berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Kampung Mandar sebagai pusat kuliner ikan dan mudah-mudahan berdampak pada kesejahteraan nelayan di Kampung Mandar," ujar Ipuk.

Fish Market di Kampung Mandar selama ini dikenal sebagai lokasi kuliner seafood yang dekat dengan Pantai Boom. Lokasinya yang dekat dengan pusat kota menjadikan kawasan ini menjadi jujugan wisatawan yang ingin merasakan kuliner ikan segar.

Pengunjung dapat berburu ikan segar hasil tangkapan para nelayan di pasar ikan segar. Ada berbagai jenis ikan yang bisa dipilih, seperti kerapu, baronang, cakalang, kakap, dan lainnya. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 75.000 per kilogram.

Setelah membeli ikan segar, pengunjung bisa langsung memasaknya di warung kuliner warga di sekitar kawasan festival. Ada beberapa pilihan cara memasak, seperti dibakar, dikukus, atau digoreng. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati berbagai produk ikan olahan seperti abon lemuru, kerupuk kerang, rambak kulit lele, rambak kulit patin, kripik udang, krupuk cumi, dan banyak lagi.

Saat digelar festival, suasana pasar ikan ini bahkan juga menarik perhatian turis mancanegara dari Prancis, Jerman, Italia, dan negara lainnya. 

"Menyenangkan sekali, ramai sekali di sini. Sangat terasa bumbunya ikan bakarnya. Tempatnya mengasyikkan," kata Daniella, asal Prancis yang datang bersama keluarganya. 

Hadir pula di Fish Market Festival Menko Politik, Hukum, dan HAM Mahfud MD, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Biro Abdullah Azwar Anas, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. Mereka sebelumnya hadir dalam acara Launching Gerakan Gotong Royong dalam rangka Penurunan Stunting. 

Hadir pula Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah; Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol AKBP Deddy Foury Milewa. 

Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan kunjungannya ke Banyuwangi merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke beberapa daerah di Indonesia untuk melihat langsung pelaksanaan Pancasila dalam tindakan di daerah. 

"Dari apa yang saya lihat, Banyuwangi istimewa. Yang membedakan Banyuwangi dan daerah lainnya adalah Pancasila dalam tindakan di Banyuwangi bergerak di semua lini termasuk pemberdayaan kesejahteraan nelayan seperti sekarang ini," kata Yudian.

Pada kesempatan tersebut Pemkab Banyuwangi juga berikan asuransi keselamatan kerja pada nelayan. Sejak 2022, Banyuwangi telah memberikan asuransi keselamatan kerja para nelayan sebanyak 5000 asuransi. (*)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/03/2023 10:49:00 AM
Menkopolhukam luncurkan pancasila dalam tindakan di pendopo Banyuwangi

Banyuwangi - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meluncurkan program Pancasila dalam Tindakan dalam bentuk gotong royong tangani stunting di Banyuwangi, Selasa (1/8/2023). Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM RI Mahfud MD melaunchingnya langsung.

Menurut Mahfud MD, penanganan stunting secara gotong royong merupakan perwujudan Pancasila yang telah mewujud dalam keseharian masyarakat. Ia menceritakan bagaimana dulu di kampung halamannya para tetangga saling berbagai hasil tani ataupun hasil nelayan.

“Dari saling tukar makanan ini, tidak ada ceritanya sampai kekurangan makan dan muncul stunting,” kenang menteri asal Sumenep tersebut.

Nilai-nilai luhur tersebut, imbuh Mahfud, harus kembali digalakkan. Dengan sikap gotong royong tersebut, persoalan stunting akan lebih mudah diatasi. “Ini menjadi tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Hadir dalam acara di atas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo.

Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi menyebutkan penanganan stunting merupakan bagian dari arahan Presiden Joko Widodo. Di mana angka stunting ditarget turun menjadi 14 persen dari angka 21 persen pada 2022.

“Kami canangkan orang tua asuh stunting. Orang tua asuh inilah yang akan turut membantu mengatasi setiap balita yang menderita stunting ini,” terang Yudian.

Penanganan stunting tersebut tidak hanya melibatkan sektor swasta. Akan tetapi, juga didorong adanya gerakan terstruktur berbasis birokrasi. Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.

“Kami sedang menerapkan birokrasi tematik. Sistem ini mendorong kinerja ASN yang berdampak. Di antara dampak yang diukur tersebut adalah penurunan angka stunting di masing-masing daerah,” papar Anas.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih atas kepercayaan pemerintah pusat menjadikan Banyuwangi sebagai tuan rumah acara peluncuran tersebut. Menurutnya, hal tersebut menjadi penyemangat untuk menuntaskan persoalan stunting di Banyuwangi.

“Pada 2022, stunting di Banyuwangi mencapai 2.704 kasus. Ini semua terinci by name by addres. Dengan berbagai penetrasi, alhamdulillah, hingga Mei 2023 ini, sudah turun 152 kasus, sehingga tersisa 2.552 kasus,” papar Ipuk.

Untuk menangani hal tersebut, Ipuk melibatkan semua sektor terlibat mengentas permasalahan tumbuh kembang anak itu. Di antaranya dengan memberikan makanan tambahan bergizi melalui para pedagang sayur keliling.

“Dengan cara ini, ada multiplier effect yang ditimbulkan. Selain penangan stunting yang efektif dan tepat sasaran, juga memberikan penambahan penghasilan bagi para pedagang sayur tersebut,” pungkasnya. (*)

02 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/02/2023 02:12:00 PM

 


Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi menerima Dana Insentif Fiskal Kinerja (DIFK) senilai Rp. 12,29 miliar dari Kementerian Keuangan. Insentif tersebut diberikan lantaran Banyuwangi dinilai sukses dan berkinerja baik dalam menekan laju inflasi di daerah.

Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Jakarta, Senin (31/7/2023). Banyuwangi menerima dana insentif tersebut dari Kementerian Keuangan berdasarkan penilaian kinerja dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Alhamdulillah, kinerja semua sektor dari berbagai pihak di Banyuwangi mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Penghargaan ini adalah hasil kerja bersama semua pihak untuk menekan laju inflasi. Ke depan, sinergi dan kolaborasi akan terus kami perkuat untuk pengendalian inflasi di Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk.

Pada tahun ini, pemerintah pusat memberikan reward dana insentif fiskal kinerja sebesar 1 triliun yang penyerahannya dibagi dalam tiga periode. Pada penyerahan periode pertama di tahun ini, insentif fiskal yang diberikan sebesar Rp 330 miliar yang diberikan kepada 33 daerah (3 provinsi, 6 kota, dan 24 kabupaten). Salah satunya adalah Kabupaten Banyuwangi dengan DIFK senilai Rp. 12,29 miliar.

“Sesuai arahan pusat, insentif fiskal ini akan kami pergunakan secara optimal untuk mendukung berbagai program yang bisa bermanfaat untuk warga. Seperti program-program pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli warga, upaya penurunan stunting, peningkatan investasi, dan hingga penurunan kemiskinan,” kata Ipuk.

Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyuwangi, Dwi Yanto, menambahkan pemberian DIFK ini diberikan berdasarkan kinerja empat indikator penilaian di tahun berjalan. Yakni dimensi upaya pemerintah daerah, dimensi tingkat kepatuhan pelaporan, dimensi peringkat inflasi, dan dimensi realisasi penandaan inflasi. Penilaiannya berdasarkan  kinerja pengendalian inflasi pada bulan Januari – Maret 2023.

“Pada empat indikator tersebut, Banyuwangi meraih bobot tertinggi, sehingga insentif fiskal yang kita dapatkan juga paling tinggi di antara 32 penerima lainnya,” kata Dwi Yanto.

Dwi Yanto lantas mencontohkan sejumlah upaya pemerintah dalam pengendalian inflasi pangan di daerah. Antara lain bagaimana menggerakkan ekonomi arus bawah lewat gerakan belanja cantik di pasar-pasar tradisional dan UMKM. Di mana Bupati Ipuk mendorong semua ASN dan karyawan BUMN untuk berbelanja di pasar rakyat dan toko tetangga terdekatnya. Hasilnya untuk didonasikan kepada warga kurang mampu, termasuk juga untuk bayi stunting dari keluarga pra sejahtera.

Bupati Ipuk juga menggeber program UMKM Naik Kelas, upaya untuk meningkatkan skala ekonomi dari para UMKM. Antara lain lewat pemberian bantuan alat produksi, memfasilitasi pengurusan izin usaha, hingga pelatihan meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi.

“Secara rutin Tim Pengendali Inflasi Daerah Banyuwangi juga rutin melakukan pemantauan harga dan stok untuk memastikan kebutuhan yang tersedia, termasuk melaksanakan  operasi  pasar murah bersama  instansi terkait,” jelas Dwi Yanto.  

“Kami juga merealisasikan belanja tidak terduga untuk dukungan pengendalian inflasi serta memberikan bantuan transportasi dari APBD untuk kelancaran distribusi bahan pangan,” imbuh Dwi Yanto. (*)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/02/2023 02:09:00 PM
wabup pidato di ritual gelar songo

BANYUWANGI - Warga Desa Glagah, Kecamatan Glagah, Banyuwangi setiap tanggal 9 Suro penanggalan Jawa melakukan ritual adat Gelar Songo. Rarusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.


Ritual tersebut dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun depan. 


Dalam tradisi Gelar Songo, ada 9 tumpeng yang wajib dihadirkan. Antara lain jajanan pasar, jenang atau bubur merah, putih, hitam dan kuning, rengginang, pisang muda, sego golong (nasi putih yang dibungkus daun. Di dalam nasi putih tersebut terdapat telur rebus utuh), ada pula nasi kuning, kinangan (tempat menginang lengkap dengan bahan kinangan), dan uang.


Pada tahun ini, tradisi tersebut digelar pada Minggu (30/7/2023). Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah hadir di acara yang dilangsungkan di Aula Pasar Glagah.


"Atas nama Pemkab, kami memberikan apresiasi terhadap tetua adat dan warga yang terus menjaga nilai-nilai yang diwariskan pendahulunya dan terus melestarikan adat istiadat," kata Sugirah.


Menurut dia, tradisi yang mengingatkan warga untuk selalu bersyukur dan berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, harus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan khazanah bangsa,


“Gelar Songo  merupakan bagian kekayaan budaya yang ada di Banyuwangi. Bila ditata dengan baik, ritual ini juga bisa menjadi salah satu agenda wisata bagi wisatawan yang datang ke Banyuwangi. Ini akan menjadi peluang ekonomi bagi warga lokal," harap Sugirah.


Rangkaian ritual adat Gelar Songo ini digelar selama 5 hari. Diawali dengan Mocoan Lontar Yusuf pada Rabu (26/7/2023). Dilanjutkan dengan Sema’an Al – Qur’an, ziarah ke makam Buyut Ka’i dan Buyut Gingsring yang diyakini sebagai leluhur yang membuka lahan pertama pemukiman warga yang sekarang dikenal sebagai Desa Glagah. 


Serta selamatan kampung pada Kamis.  Berikutnya di hari Jumat, digelar lomba wangsalan dan basanan antar warga. Pada Sabtu, kreativitas warga ditampilkan dalam pentas seni. 


Acara ditutup dengan menggelar kirab atau lomba arak-arakan tumpeng pada Minggu (30/7/2023 ) dan diakhiri dengan doa bersama sebagai tanda syukur. Usai doa bersama, beramai-ramai warga menikmati makan tumpeng bersama. (*)

01 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/01/2023 08:28:00 AM

31 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/31/2023 10:58:00 AM


Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi dipadati ratusan masyarakat yang sudah sangat menantikan tradisi ritual adat Kebo-keboan pada Minggu (30/07).

Pusat ritual Kebo-keboan digelar di simpang empat jalan desa, tepatnya di depan Balai Dusun Krajan, Desa Alasmalang.

Gapura selamat datang yang berhiaskan ornamen hasil bumi berupa sayur dan buah-buahan menyambut pengunjung dari empat sisi.

Ritual ini pun, turut menjadi ladang rezeki bagi para pedagang yang menggelar lapaknya di sepanjang jalan menuju lokasi ritual.

Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani hadir secara langsung dalam ritual adat ini. Ipuk mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap tokoh masyarakat, panitia serta masyarakat pada umumnya yang terus melestarikan kearifan lokal ini. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas.

“Ritual ini merupakan agenda tahunan yang merupakan bentuk ikhtiar masyarakat kepada Tuhan sehingga ritual ini mengandung makna yang baik. Atas nama Pemkab, kami sangat mendukung semua kegiatan masyarakat. Pemkab berkomitmen mendukung dan mempromosikan berbagai kegiatan budaya. Semoga dengan ritual ini, hajat kita dapat dikabulkan Tuhan,” kata Ipuk.

Kebo-Keboan Alasmalang merupakan ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat petani. Ritual ini telah ada sejak abad ke-18.

Kebo-Keboan dibawakan oleh pemuda yang merias dirinya seperti hewan kerbau. Mereka melumuri diri dengan cairan berwarna hitam serta menggunakan tanduk dan rambut palsu.

Setiap tahunnya, ritual ini diadakan di awal Bulan Suro. Ritual Kebo-Keboan Alasmalang diwali dengan makan tumpeng bersama sebagai bentuk silaturahmi dan ramah tamah. Para jajaran Pemkab serta tokoh masyarakat duduk bersama di jalan untuk menyantap tumpeng yang telah disiapkan.
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/31/2023 08:29:00 AM

30 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/30/2023 03:28:00 PM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/30/2023 02:19:00 PM

 


BANYUWANGI -  Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang  yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7/2023), berlangsung meriah.

Ritual ini ditandai dengan kenduri desa dan diakhiri dengan ritual ider bumi. Puluhan "kerbau" mengelilingi desa dengan arah empat penjuru arah mata angin.

"Kerbau" yang dimaksud bukanlah hewan ternak, melainkan warga desa yang menyerupai kerbau. Badannya dilumuri jelaga hingga hitam pekat seperti kerbau, di kepalanya juga mengenakan asesoris berbentuk tanduk dan gelang kerincing di tangan dan kakinya. Persis Kerbau.

Mereka berkubang, bergumul di lumpur, dan bergulung-gulung di sepanjang jalan yang dilewati. Saat berjalan pun di perut mereka ditali seperti kerbau. Ritual ini merupakan simbolisasi penghormatan kepada leluhur dan alam agar panen melimpah. 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut hadir dalam ritual tersebut mengatakan bahwa ritual kebo keboan Alas Malang ini adalah bentuk kekuatan budaya agraris Banyuwangi. 

"Ini adalah salah satu warisan budaya yang harus kita lestarikan dan kembangkan. Saya salut dengan masyarakat Alas Malang yang tetap menjaga tradisi ini," ujarnya.

Ipuk menambahkan ritual ini juga merupakan ikhtiar masyarakat Alas Malang kepada Tuhan agar diberikan panen yang baik dan melimpah. "Ini adalah bentuk syukur dan doa kepada Sang Pencipta. Semoga Alas Malang dan Banyuwangi selalu diberkahi dengan kemakmuran dan kesejahteraan," harapnya.

Ipuk menambahkan pemerintah daerah berkomitmen mendukung pelestarian budaya termasuk Kebo-keboan Alas Malang. "Kami akan terus memberikan fasilitasi dan bantuan untuk melestarikan budaya ini. Budaya adalah identitas kita sebagai bangsa. Jika kita tidak menjaga budaya kita, maka kita akan kehilangan jati diri kita," tegasnya.

Ritual Kebo-keboan Alas Malang menyedot ribuan masyarakat untuk menyaksikannya. Suasana meriah dan penuh kegembiraan terlihat di wajah para penonton maupun peserta ritual.

Salah satu pengunjung, Cece Ayu (18) juga ikut larut dalam prosesi dan terkena lumuran jelaga.

"Tradisi Kebo-keboan ini selalu saya ikuti sejak kecil. Senang saja ikut meramaikan dan menjadi bagian dari tradisi ini," ujar remaja asal Rogojampi itu.

Sementara, Dhika Saiful Bahri (32) sengaja mengajak keluarganya untuk ikut menyaksikan ritual kebo-keboan.

"Saya sedang berlibur bersama keluarga. Pas juga ada festival kebo-keboan jadi saya ajak keluarga ke sini. Ternyata selain wisata, kearifan lokal juga dimiliki Banyuwangi," ujar Dhika, warga asal Tasikmalaya. 

Tradisi Kebo-keboan sudah ada sejak abad ke-18 Masehi dan berasal dari kisah Buyut Karti, yang mendapat wangsit untuk menggelar upacara bersih desa dengan cara menjelma menjadi kerbau. Sebelumnya tradisi serupa juga dilaksanakan di Desa Aliyan. (*)

28 Juli 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 7/28/2023 03:21:00 PM