Valentine's Day Arrow Through The Heart
Selamat Datang Di Web Support Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur | Untuk Informasi Pelayanan Desa Jajag Silahkan Hubungi 0853-3652-5825 (Candra) | Untuk Whatsapp Silahkan Klik "E-DESA" Dan Pilih "Pelayanan Masyarakat Desa" Atau Langsung Dibawah Halaman klik "Pelayanan Masyarakat Via Whatsapp" | TERIMA KASIH | -Informasi- |

Translate

10 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/10/2023 11:24:00 AM
Posted by Ary Eko Prasetyo, S.Kom
No comments | 8/10/2023 10:40:00 AM

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu sentra bawah merah Jawa Timur. Memperkuat produksi, kelompok tani di Banyuwangi mengembangkan bawang merah semiorganik. Dengan cara ini mampu menghasilkan rata-rata 14,2 ton per hektar. 

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh petani di sini, mulai berani menggunakan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia. Pemkab akan mendukung apa yang dilakukan petani di sini, dan bahkan akan menjadi percontohan sentra bawang merah lainnya di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat panen raya bawang merah, di Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo, Selasa sore (8/8/2023). Turut hadir dalam panen raya tersebut Kepala BI Kantor Perwakilan Jember, Gunawan.

Budidaya bawang merah tersebut dilakukan oleh 40 petani yang tergabung dalam kelompok Kijang Kencono, di lahan seluas 20 hektare. Pengembangan bawang merah di lahan ini menggunakan prinsip-prinsip budidaya organik. Sebagian mulai menggunakan pupuk organik, lahan ditutup dengan mulsa plastik, dan diawali dengan pengapuran lahan yang tidak dilakukan pada budidaya secara konvensional. 

Bawang merah di desa ini menggunakan varietas Tajuk. Dibandingkan varietas lokal, varietas ini memiliki usia tanam lebih pendek antara 65-70 hari, dengan produktivitas lebih tinggi, yakni 12-14 ton per hektare. 

Dengan pertanian semi organik ditunjang jenis varietas tersebut, produktivitas bawang merah poktan Kijang Kencono rata-rata 14,2 ton per hektar. Meningkat dari sebelumnya sekitar 8 ton per hektar. Produktivitas tersebut juga lebih tinggi dibanding rata-rata kabupaten Banyuwangi diangka 11,6 ton per hektar. 

Dengan demikian apabila di rata-rata, dengan harga pasar bawang merah Rp 11.000 per kilogram, kelompok tani ini mampu menghasilkan Rp. 3,12 miliar.

Selain di Wongsorejo sentra bawang merah di Banyuwangi, juga ada di Kecamatan Muncar, Tegaldlimo, dan Srono. 

“Melihat hasil ini, kami akan memperluas percontohan pertanian organik ini di sejumlah sentra bawang merah yang lain,” kata Ipuk. 

“Tentu butuh proses lama untuk benar-benar murni organik. Ini adalah langkah awal untuk mengarah ke sana,” imbuhnya. 

Bawang merah merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang sering kali memicu inflasi. Ipuk berharap dengan pengembangan bawang merah ini, pasokan bawang merah di Banyuwangi bisa tercukupi. 

"Ini juga sebagai cara untuk mengendalikan inflasi,” tambah Ipuk. 

Sementara Kepala BI Jember Gunawan mengatakan akan memfasilitasi dan membantu petani untuk meningkatkan produksi bawang merah di Banyuwangi.

“Kami juga siap memfasilitasi. Kami akan berkoordinasi dengan kantor perwakilan yang lain untuk menjalin kerjasama antar daerah, sehingga produk surplus dari Banyuwangi bisa dipasok ke daerah lain,” kata Gunawan.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ilham Juanda, menambahkan total luas tanam bawang merah di Banyuwangi (2022) mencapai 1.178 hektar, dengan produksi mencapai 7.538,4 ton. Sedangkan kebutuhan masyarakat sebesar 4.891,38 ton. Sehingga terjadi surplus 2.647,02 ton.

"Kami berikan bantuan khusus pengembangan bawang merah, antara lain pupuk organik cair, NPK, mulsa, dolomit, dan pencegahan hama/penyakit," pungkas Ilham.  (*)

Posted by Ary Eko Prasetyo, S.Kom
No comments | 8/10/2023 10:36:00 AM

Banyuwangi – Mendukung pengembangan Geopark Ijen 25 dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali turun ke Banyuwangi. Mereka mengaku tertarik mengembangkan kekayaan geowisata Banyuwangi dengan pelibatan masyarakat setempat.   

Itu diungkapkan saat mereka bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pada Rabu (9/8/2023) di Banyuwangi. Rombongan ITB yang terdiri dari 25 dosen dari berbagai program studi tersebut menjalani program pengabdian masyarakat di Banyuwangi selama lima hari, Minggu-Kamis (6-10/8/2023). Di antara yang turut ke Banyuwangi adalah Prof. Ir. Benyamin Sapiie dari prodi Geodinamik dan Sedimentologi; Prof. Dr. Eddy A. Subroto dari Prodi Petrologi, Vulkanologi dan Geokimia; Prof Dr. Ir. Yan Rizal dan Prof Dr Aswan, keduanya dari prodi Paleontologi dan Geologi Kuarter.

Kepala Program Studi Magister dan Doktoral Teknik Geologi ITB, Dr. Ir. Mirzam Abdurrachman menjelaskan bahwa kedatangan timnya ke Banyuwangi karena tertarik akan kekayaan Geopark Ijen yang telah dikembangkan menjadi geowisata. Mereka berharap pengembangan Geopark Ijen diiringi dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pengelolaan geowisata.     

“Kami kembali turun ke Banyuwangi. Kali ini, salah satunya melakukan pendampingan ke masyarakat tentang pentingnya melakukan pengelolaan geowisata. Pengelolaan yang baik, akan bermanfaat bagi warga setempat. Baik secara ekonomi, sosial budaya yang terjaga, dan tentunya juga dampak lingkungan yang terawat,” kata Mirzam.     

Selama 5 hari di sini, kata dia, mereka telah melakukan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Pendampingan ini fungsinya juga untuk memahamkan warga di kawasan Geopark Ijen tentang kekayaan geologi yang miliki dan bagaimana pengelolaan yang baik. Termasuk juga mengedukasi tentang berbagai potensi kebencanaan, seperti tsunami, gempa bumi dan erupsi gunung berapi

"Di hari pertama, kami datang dan berdiskusi dengan Kampus Politeknik Banyuwangi (Poliwangi). Poliwangi berencana ke depan akan mendirikan prodi geologi. Lalu kami juga survey geologi, dan kami undang penggiat geopark seperti pemandu wisata dan warga sekitar untuk naik Ijen bersama.  Dalam perjalanan tersebut, kami terangkan secara detail tentang Ijen dari sisi ilmiah, untuk menambah wawasan mereka tentang kawasan ini. Dan menariknya, ternyata pemahaman masyarakat tentang Geopark Ijen cukup lengkap," beber Mirzam.

Tim ITB juga akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk para guru di SMPN 3 Banyuwangi dan SMPN 2 Genteng. 

Bupati Ipuk menyampaikan terima kasihnya karena ITB karena beberapa tahun terakhir terus melakukan pendampingan kepada Banyuwangi hingga Geopark Ijen telah masuk dalam jaringan Unesco Global Geopark.  

“Terima kasih kepada para ITB dan tim ahlinya yang terus terlibat dalam pengembangan Geopark Ijen. Kami berharap ITB terus menjadikan kawasan geologi Banyuwangi sebagai laboratorium dan memberikan masukan yang positif bagi kami bagaimana pengelolaannya,” kata Ipuk.      

Ipuk menjelaskan bahwa Banyuwangi memiliki potensi untuk terus berkembang. Ipuk berharap ekoturisme yang dijalankan Banyuwangi akan bermanfaat bagi warga Banyuwangi dan lingkungannya.

"Di satu sisi potensi wisata Banyuwangi banyak, tapi di sisi lain juga potensi bencananya besar. Kami butuh masukan dan arahan, supaya meski daerah ini rawan bencana tapi kami bisa meminimalkan resikonya. Tentunya kami berharap hasil riset dan pemantauan ITB akan membantu kami," harap Ipuk. (*)

09 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/09/2023 02:21:00 PM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/09/2023 11:11:00 AM
Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/09/2023 08:33:00 AM

08 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/08/2023 02:55:00 PM

PRAKTIKUM KEPERAWATAN KOMUNITAS

KKN TEMATIK

PENGEMBANGAN ONE TEAM ONE FAMILY (OTOF)

DALAM PENDAMPINGAN IBU DENGAN BALITA STUNTING


KKN D3 Kebidanan (Angkatan 2020) STIKES Banyuwangi Tahun 2023 bersama dengan BKKBN Kab. Banyuwangi di Dusun Bulusari, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.


KEGIATAN :


1. Minggu ke 1 & 2 : PENGKAJIAN

a. Survei Lokasi Posko.

b. Kunjungan ke RT (Rukun Tetangga) dan Kader PusKesDes di Dusun Bulusari.

c. Pengkajian Warga Dusun Bulusari.

d. Bimbingan Dosen STIKES Banyuwangi.

e. Pembekalan bersama BKKBN Kab. Banyuwangi.

f. Posyandu Balita.


2. Minggu ke 3 : PERUMUSAN MASALAH DAN INTERVENSI

a. Persiapan Pra MMD.

b. Kegiatan Pra MMD.

c. Kegiatan MMD.

d. Pemaparan Hasil MMD.


3. Minggu ke 4 : IMPLEMENTASI

a. Penyuluhan Rokok di Majlis Yasinan Warga.

b. Edukasi Stunting dan Pemberian PMT.

c. Penyuluhan SIMIDES.

d. Penerapan Terapi Rendam Air Hangat Daun Serai untuk Hipertensi.

e. Posyandu Lansia.

f. Kerja Bakti dan Pemasangan Papan Edukasi.


Ucapan Terima Kasih :

1. Ketua STIKES Banyuwangi : Ir. H. Soekarjo

2. Kepala Desa Jajag : Suparno, S.H

3. Kepala Dusun Bulusari : Surianto

4. Kader PusKesDes Dusun Bulusari

5. Pembimbing PKMD :

    a. Ns. Akhmad Yanuar Fahmi, M.Kep

    b. Ns. Ali Syahbana, S.Kep, M.Kes

    c. Ns. Al Amin, S.Kep, M.Kes

    d. Ns. Supriyanto, S.Kep, M.Kes

6. Seluruh Warga Dusun Bulusari


07 Agustus 2023

Posted by Ary Eko Prasetyo, S.Kom
No comments | 8/07/2023 10:40:00 AM
Banyuwangi Night Run

BANYUWANGI - Ajang sport tourism "Banyuwangi Night Run", Sabtu (8/8/2023) malam, meninggalkan kesan tersendiri bagi 700-an peserta yang datang dari berbagai daerah. Mereka mengaku sangat senang dengan sambutan warga yang meriah di sepanjan rute. 


Menyelesaikan rute sepanjang 10 kilomter (km) dengan titik start-finish di Pantai Marina Boom, para peserta tak hanya menikmati suasana jalanan malam di pusat kota. Tapi juga terkesima dengan antusiasme warga.


"Euforianya dapat. Sangat meriah baik dari peserta maupun warga," kata Gema Bagus Kurniawan, peserta yang timnya menjuarai ajang tersebut.


Sesuai aturan yang tetapkan panitia, tim Gema terdiri dari lima orang. Tiga pria dan dua wanita. Mereka adalah para pelari dari Banyuwangi, Bondowoso, dan Gianyar, Bali. Tim tersebut berhasil menyelesaikan balapan dengan catatan waktu sekitar 40 menit.


Menurut Gema, rute yang dilewati dalam "Banyuwangi Night Run" cukup menarik. Mereka melewati area spot wisata di Pantai Boom, pusat kuliner seafood di Kampung Mandar, ruas jalan protokol, hingga gang-gang di perkampungan.


Melewati area perkampungan, Gema merasakan keseruan yang berbeda. Warga-warga kampung tampak antusias mendukung mereka. Bahkan, beberapa warga tak segan menawarkan minuman dan camilan sebagai bentuk suport bagi para pelari.


"Tadi banyak warga yang memberi semangat. Mereka banyak membantu," kata Gema.


Pengalaman serupa disampaikan Ifon. Tim Ifon yang merupakan gabungan pelari asal Banyuwangi, Situbondo, Malang, dan Blitar menjadi yang tercepat kedua dalam ajang tersebut.


"Rutenya asyik. Banyak warga dan penonton yang memberi dukungan. Pesertanya juga antusias sekali," katanya.


Khusus untuk mengikuti event itu, Ifon dan rekan-rekannya telah mempersiapkan diri sekitar sebulan lamanya. Menjadi juara kedua sudah cukup memuaskan bagi mereka.


Baik Gema maupun Ifon berharap "Banyuwangi Night Run" akan digelar setiap tahun. Mereka ingin event mendatang memberi sensasi lari malam yang lebih menarik dan menantang.


"Harapannya ini bisa digelar lagi dan akan menjadi event yang akan kami tunggu," katanya.


Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Mujiono mengatakan, "Banyuwangi Night Run" diikuti oleh sekitar 700 pelari dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka memperebutkan total hadiah senilai Rp 150 juta.


Event tersebut digelar atas kerja sama antara pemerintah kabupaten dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi.


Sebagai event perdana, ia merasa cukup puas dengan penyelenggaraan event pariwisata berbalut olahraga itu.


Melihat tingginya antusiasme para pelari, lanjut Mujiono, tak menutup kemungkinan ajang itu akan digelar kembali pada tahun mendatang. Tentunya dengan kemasan yang lebih baik dan menarik.


"Ini juga sebagai promosi sport tourism bagi Banyuwangi. Harapan kami para pelari yang berasal dari luar kota bisa menjadi promotor untuk lebih mengenalkan Banyuwangi kepada orang-orang di daerah masing-masing," kata Mujiono, saat membuka event tersebut.


Ia menyebut, "Banyuwangi Night Run" juga turut mendongkrak ekonomi arus bawah. Banyak pelaku UMKM hingga pedagang asongan laris-manis selama balapan berlangsung.


"Karena yang datang ke sini bukan hanya peserta. Para penonton dan keluarga pelari juga datang turut meramaikan," tambahnya. 


Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan bahwa konsep sport tourism akan terus dikembangkan di Banyuwangi. Menurutnya, pasca pandemi Covid-19 masyarakat semakin terbiasa dengan gaya hidup sehat (healthy lifestyle).


“Inilah yang coba kita tangkap. Makanya tahun ini kita banyak menggelar ajang sport tourism untuk menarik wisatawan hadir ke Banyuwangi, salah satunya Banyuwangi Night Run ini,” kata Ipuk. 


" Dan Ini tidak hanya tentang olah raga, melainkan juga berwisata. Sehingga ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin berwisata namun tetap sehat dan bugar,” tutup Ipuk. (*)

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/07/2023 09:10:00 AM

06 Agustus 2023

Posted by WIDYA PUSTAKA DESA JAJAG
No comments | 8/06/2023 10:45:00 AM

BANYUWANGI – Ajang wisata berpadu olah raga “Banyuwangi Night Run 2023” akan digelar nanti malam, Sabtu (5/8/2023). Ratusan pelari dari berbagai daerah di Indonesia telah bersiap menyusuri keindahan malam kota Banyuwangi dengan rute sejauh 10 KM.

Para pelari akan diajak melintasi trek city tour, keliling menikmati suasana malam di perkotaan Banyuwangi. Ajang ini mengambil start dan finish di lokasi yang sama, Pantai Marina Boom, yang merupakan salah satu destinasi instagramable di pusat kota. Selain menyuguhkan keindahan alam, destinasi ini juga lekat dengan nuansa heritage.

Para pelari juga akan melintasi pusat kuliner seafood di kawasan Kampung Mandar. Melewati rute ini pelari akan disuguhi view  ikonik Pantai Marina Boom, deretan pedagang aneka seafood, dan semilir udara pantai di malam hari. Pelari bakal dihibur dengan berbagai atraksi di sepanjang rute. Seperti barong, atraksi rebana, hingga live music khas Timur Tengah.

“Ini tidak hanya tentang olah raga, melainkan juga berwisata. Sehingga ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin berwisata namun tetap sehat dan bugar,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (5/8/2023).

Konsep sport tourism, kata Ipuk, terus dikembangkan di Banyuwangi. Menurutnya, pasca pandemi Covid-19 masyarakat semakin terbiasa dengan gaya hidup sehat (healthy lifestyle).

“Inilah yang coba kita tangkap. Makanya tahun ini kita banyak menggelar ajang sport tourism untuk menarik wisatawan hadir ke Banyuwangi, salah satunya Banyuwangi Night Run ini,” kata Ipuk. 

Ditambahkan Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Banyuwangi, Aziz Hamidi, ajang lari “Night Run 2023” merupakan kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi. Ajang ini akan digelar Sabtu malam, 5 Agustus 2023, pukul 19.00. “Peserta akan menempuh rute sejauh 10 KM,” kata Aziz.

Aziz menambahkan, ajang ini dibagi dalam dua kategori. Yakni kategori night run team (kompetisi) dan Individual fun light night run atau kelompok non-kompetisi. Untuk kategori kompetisi masing-masing terdiri dari 5 pelari campuran, yakni 2 wanita dan 3 pria.

“Peserta kompetisi sudah banyak yang melakukan registrasi ulang. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti DI Yogyakarta, Surabaya, Bali, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Bondowoso, dan Jember,” urai Aziz. (*)