Di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terselenggara program pemberdayaan masyarakat berfokus pada pengembangan keterampilan SDM. Salah satu aspek penting dari program ini adalah pelatihan bagi warga dalam seni membuat kerajinan anyaman menggunakan bahan bambu serta kerajinan dari paralon pipa.
Pelatihan pembuatan kerajinan anyaman bambu dan paralon pipa diadakan di pendopo Desa Jajag. Pada pelatihan anyaman bambu, diikuti oleh 20 peserta, terdiri dari 16 perempuan dan 4 laki-laki. Sementara itu, pelatihan paralon pipa diikuti oleh 15 peserta, dengan 10 peserta perempuan dan 5 peserta laki-laki.
Foto : Sejumlah perempuan yang ikut pelatihan terlihat tekun dan berupaya bisa mendapat ilmu keterampilan. |
Menurut Kepala Desa Jajag, Suparno SH, pelatihan membuat kerajinan anyaman bambu dan paralon pipa adalah inisiatif desa untuk memberdayakan warganya. Program ini terwujud berkat usulan dari warga melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
"Program pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan warga kami, dan ide ini muncul dari aspirasi warga pada Musrenbangdes tahun 2022", jelasnya.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan masyarakat akan memiliki keterampilan untuk memulai usaha secara mandiri. Pelatihan dalam pembuatan kerajinan anyaman dari bambu dan paralon pipa menjadi salah satu wujudnya. Jenis kerajinan ini diharapkan dapat menciptakan nilai tambah dan mengatasi masalah pengangguran.
Banyuwangi kini sedang menjadi sorotan dunia berkat daya tarik pariwisatanya. Kerajinan lokal, seperti anyaman bambu dan produk dari paralon pipa, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Foto : Produk hasil pelatihan. |
Semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk membeli barang-barang yang terbuat dari bahan alam atau kembali ke alam, seperti kerajinan bambu. Tak kalah menarik adalah keunikan dari kerajinan yang menggunakan bahan paralon pipa, seperti tutup lampu, bingkai, cangkir ATK, dekorasi interior, dan berbagai produk lainnya.
"Kini, bahkan telah ada produk kerajinan anyaman bambu yang diekspor, memberikan kontribusi devisa bagi negara. Tidak hanya itu, kerajinan dari paralon pipa juga memiliki daya tarik tersendiri", ujarnya.
Perajin kerajinan anyaman bambu, Suparno, menegaskan bahwa membuat kerajinan seperti tas, wadah, bahkan tempat makanan dari bahan bambu tidak sulit. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan semangat untuk belajar.
"Contohnya, ibu-ibu yang baru mencoba menganyam bisa dengan cepat membuat tas dari anyaman bambu", ujar Suparno.
Intan, salah satu peserta pelatihan, mengakui bahwa sebelumnya ia belum memiliki pengalaman dalam membuat anyaman dari bahan bambu. Namun, karena merasa tertantang, akhirnya ia berhasil membuat dua buah tas dengan tekun menerapkan kemampuan yang dipelajarinya.
Foto : Perempuan terlihat berkelompok berlatih menganyam bambu. |
Tri Suryo Handoko Putro, seorang warga Dusun Petahunan, mengungkapkan ketertarikannya untuk mengikuti pelatihan ini dengan tujuan membuat hiasan lampu yang dapat dipasarkan.
"Awalnya saya pikir sulit untuk membuatnya. Namun setelah mencoba dan praktek langsung, ternyata tidak se sulit yang saya bayangkan", ujarnya.
Sebelumnya, program pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Jajag di Pendopo Desa dibuka oleh Kepala Desa, Suparno SH, pada hari Senin tanggal 18 September 2023. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pariwisata, Camat Gambiran, dan perwakilan dari Unesco Geopark. Program pelatihan tersebut digelar hingga hari rabo tanggal 20 September 2023.