Translate
09 Agustus 2023
08 Agustus 2023
PRAKTIKUM KEPERAWATAN KOMUNITAS
KKN TEMATIK
PENGEMBANGAN ONE TEAM ONE FAMILY (OTOF)
DALAM PENDAMPINGAN IBU DENGAN BALITA STUNTING
KKN D3 Kebidanan (Angkatan 2020) STIKES Banyuwangi Tahun 2023 bersama dengan BKKBN Kab. Banyuwangi di Dusun Bulusari, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.
KEGIATAN :
1. Minggu ke 1 & 2 : PENGKAJIAN
a. Survei Lokasi Posko.
b. Kunjungan ke RT (Rukun Tetangga) dan Kader PusKesDes di Dusun Bulusari.
c. Pengkajian Warga Dusun Bulusari.
d. Bimbingan Dosen STIKES Banyuwangi.
e. Pembekalan bersama BKKBN Kab. Banyuwangi.
f. Posyandu Balita.
2. Minggu ke 3 : PERUMUSAN MASALAH DAN INTERVENSI
a. Persiapan Pra MMD.
b. Kegiatan Pra MMD.
c. Kegiatan MMD.
d. Pemaparan Hasil MMD.
3. Minggu ke 4 : IMPLEMENTASI
a. Penyuluhan Rokok di Majlis Yasinan Warga.
b. Edukasi Stunting dan Pemberian PMT.
c. Penyuluhan SIMIDES.
d. Penerapan Terapi Rendam Air Hangat Daun Serai untuk Hipertensi.
e. Posyandu Lansia.
f. Kerja Bakti dan Pemasangan Papan Edukasi.
Ucapan Terima Kasih :
1. Ketua STIKES Banyuwangi : Ir. H. Soekarjo
2. Kepala Desa Jajag : Suparno, S.H
3. Kepala Dusun Bulusari : Surianto
4. Kader PusKesDes Dusun Bulusari
5. Pembimbing PKMD :
a. Ns. Akhmad Yanuar Fahmi, M.Kep
b. Ns. Ali Syahbana, S.Kep, M.Kes
c. Ns. Al Amin, S.Kep, M.Kes
d. Ns. Supriyanto, S.Kep, M.Kes
6. Seluruh Warga Dusun Bulusari
07 Agustus 2023
Banyuwangi Night Run |
BANYUWANGI - Ajang sport tourism "Banyuwangi Night Run", Sabtu (8/8/2023) malam, meninggalkan kesan tersendiri bagi 700-an peserta yang datang dari berbagai daerah. Mereka mengaku sangat senang dengan sambutan warga yang meriah di sepanjan rute.
Menyelesaikan rute sepanjang 10 kilomter (km) dengan titik start-finish di Pantai Marina Boom, para peserta tak hanya menikmati suasana jalanan malam di pusat kota. Tapi juga terkesima dengan antusiasme warga.
"Euforianya dapat. Sangat meriah baik dari peserta maupun warga," kata Gema Bagus Kurniawan, peserta yang timnya menjuarai ajang tersebut.
Sesuai aturan yang tetapkan panitia, tim Gema terdiri dari lima orang. Tiga pria dan dua wanita. Mereka adalah para pelari dari Banyuwangi, Bondowoso, dan Gianyar, Bali. Tim tersebut berhasil menyelesaikan balapan dengan catatan waktu sekitar 40 menit.
Menurut Gema, rute yang dilewati dalam "Banyuwangi Night Run" cukup menarik. Mereka melewati area spot wisata di Pantai Boom, pusat kuliner seafood di Kampung Mandar, ruas jalan protokol, hingga gang-gang di perkampungan.
Melewati area perkampungan, Gema merasakan keseruan yang berbeda. Warga-warga kampung tampak antusias mendukung mereka. Bahkan, beberapa warga tak segan menawarkan minuman dan camilan sebagai bentuk suport bagi para pelari.
"Tadi banyak warga yang memberi semangat. Mereka banyak membantu," kata Gema.
Pengalaman serupa disampaikan Ifon. Tim Ifon yang merupakan gabungan pelari asal Banyuwangi, Situbondo, Malang, dan Blitar menjadi yang tercepat kedua dalam ajang tersebut.
"Rutenya asyik. Banyak warga dan penonton yang memberi dukungan. Pesertanya juga antusias sekali," katanya.
Khusus untuk mengikuti event itu, Ifon dan rekan-rekannya telah mempersiapkan diri sekitar sebulan lamanya. Menjadi juara kedua sudah cukup memuaskan bagi mereka.
Baik Gema maupun Ifon berharap "Banyuwangi Night Run" akan digelar setiap tahun. Mereka ingin event mendatang memberi sensasi lari malam yang lebih menarik dan menantang.
"Harapannya ini bisa digelar lagi dan akan menjadi event yang akan kami tunggu," katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Mujiono mengatakan, "Banyuwangi Night Run" diikuti oleh sekitar 700 pelari dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka memperebutkan total hadiah senilai Rp 150 juta.
Event tersebut digelar atas kerja sama antara pemerintah kabupaten dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi.
Sebagai event perdana, ia merasa cukup puas dengan penyelenggaraan event pariwisata berbalut olahraga itu.
Melihat tingginya antusiasme para pelari, lanjut Mujiono, tak menutup kemungkinan ajang itu akan digelar kembali pada tahun mendatang. Tentunya dengan kemasan yang lebih baik dan menarik.
"Ini juga sebagai promosi sport tourism bagi Banyuwangi. Harapan kami para pelari yang berasal dari luar kota bisa menjadi promotor untuk lebih mengenalkan Banyuwangi kepada orang-orang di daerah masing-masing," kata Mujiono, saat membuka event tersebut.
Ia menyebut, "Banyuwangi Night Run" juga turut mendongkrak ekonomi arus bawah. Banyak pelaku UMKM hingga pedagang asongan laris-manis selama balapan berlangsung.
"Karena yang datang ke sini bukan hanya peserta. Para penonton dan keluarga pelari juga datang turut meramaikan," tambahnya.
Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan bahwa konsep sport tourism akan terus dikembangkan di Banyuwangi. Menurutnya, pasca pandemi Covid-19 masyarakat semakin terbiasa dengan gaya hidup sehat (healthy lifestyle).
“Inilah yang coba kita tangkap. Makanya tahun ini kita banyak menggelar ajang sport tourism untuk menarik wisatawan hadir ke Banyuwangi, salah satunya Banyuwangi Night Run ini,” kata Ipuk.
" Dan Ini tidak hanya tentang olah raga, melainkan juga berwisata. Sehingga ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin berwisata namun tetap sehat dan bugar,” tutup Ipuk. (*)
06 Agustus 2023
BANYUWANGI – Ajang wisata berpadu olah raga “Banyuwangi Night Run 2023” akan digelar nanti malam, Sabtu (5/8/2023). Ratusan pelari dari berbagai daerah di Indonesia telah bersiap menyusuri keindahan malam kota Banyuwangi dengan rute sejauh 10 KM.
Para pelari akan diajak melintasi trek city tour, keliling menikmati suasana malam di perkotaan Banyuwangi. Ajang ini mengambil start dan finish di lokasi yang sama, Pantai Marina Boom, yang merupakan salah satu destinasi instagramable di pusat kota. Selain menyuguhkan keindahan alam, destinasi ini juga lekat dengan nuansa heritage.
Para pelari juga akan melintasi pusat kuliner seafood di kawasan Kampung Mandar. Melewati rute ini pelari akan disuguhi view ikonik Pantai Marina Boom, deretan pedagang aneka seafood, dan semilir udara pantai di malam hari. Pelari bakal dihibur dengan berbagai atraksi di sepanjang rute. Seperti barong, atraksi rebana, hingga live music khas Timur Tengah.
“Ini tidak hanya tentang olah raga, melainkan juga berwisata. Sehingga ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin berwisata namun tetap sehat dan bugar,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (5/8/2023).
Konsep sport tourism, kata Ipuk, terus dikembangkan di Banyuwangi. Menurutnya, pasca pandemi Covid-19 masyarakat semakin terbiasa dengan gaya hidup sehat (healthy lifestyle).
“Inilah yang coba kita tangkap. Makanya tahun ini kita banyak menggelar ajang sport tourism untuk menarik wisatawan hadir ke Banyuwangi, salah satunya Banyuwangi Night Run ini,” kata Ipuk.
Ditambahkan Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Banyuwangi, Aziz Hamidi, ajang lari “Night Run 2023” merupakan kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi. Ajang ini akan digelar Sabtu malam, 5 Agustus 2023, pukul 19.00. “Peserta akan menempuh rute sejauh 10 KM,” kata Aziz.
Aziz menambahkan, ajang ini dibagi dalam dua kategori. Yakni kategori night run team (kompetisi) dan Individual fun light night run atau kelompok non-kompetisi. Untuk kategori kompetisi masing-masing terdiri dari 5 pelari campuran, yakni 2 wanita dan 3 pria.
“Peserta kompetisi sudah banyak yang melakukan registrasi ulang. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti DI Yogyakarta, Surabaya, Bali, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Bondowoso, dan Jember,” urai Aziz. (*)
03 Agustus 2023
menpanRB, Kepala BPIP, dan Bupati Banyuwangi saat menghadiri Fish Market |
BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Fish Market Festival yang dipusatkan di kawasan Kampung Mandar Banyuwangi.
Berlangsung sejak 31 Juli 2023, Fish Market Festival Sewu Iwak (, diisi berbagai kegiatan. Di antaranya workshop kuliner dan edukasi oleh persatuan chef profesional Indonesia Banyuwangi, pameran produk olahan perikanan, dan pasar ikan segar.
"Festival ini merupakan salah satu upaya untuk mengangkat potensi perikanan daerah yang sangat besar. Nelayan yang awalnya hanya menjual ikan segar dengan margin sedikit, kini bisa mendapat keuntungan lebih besar dengan mengolah ikan tersebut," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Senin (1/8/2023).
Ipuk mengatakan Banyuwangi telah meningkatkan konsumsi ikan secara signifikan dari tahun 2021 di angka 61,25 kg per kapita, menjadi 63,57 kg per kapita pada tahun 2022. Hal ini menempatkan Banyuwangi sebagai kabupaten/kota terbaik dalam peningkatan konsumsi ikan di Indonesia.
"Kami berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Kampung Mandar sebagai pusat kuliner ikan dan mudah-mudahan berdampak pada kesejahteraan nelayan di Kampung Mandar," ujar Ipuk.
Fish Market di Kampung Mandar selama ini dikenal sebagai lokasi kuliner seafood yang dekat dengan Pantai Boom. Lokasinya yang dekat dengan pusat kota menjadikan kawasan ini menjadi jujugan wisatawan yang ingin merasakan kuliner ikan segar.
Pengunjung dapat berburu ikan segar hasil tangkapan para nelayan di pasar ikan segar. Ada berbagai jenis ikan yang bisa dipilih, seperti kerapu, baronang, cakalang, kakap, dan lainnya. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 75.000 per kilogram.
Setelah membeli ikan segar, pengunjung bisa langsung memasaknya di warung kuliner warga di sekitar kawasan festival. Ada beberapa pilihan cara memasak, seperti dibakar, dikukus, atau digoreng. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati berbagai produk ikan olahan seperti abon lemuru, kerupuk kerang, rambak kulit lele, rambak kulit patin, kripik udang, krupuk cumi, dan banyak lagi.
Saat digelar festival, suasana pasar ikan ini bahkan juga menarik perhatian turis mancanegara dari Prancis, Jerman, Italia, dan negara lainnya.
"Menyenangkan sekali, ramai sekali di sini. Sangat terasa bumbunya ikan bakarnya. Tempatnya mengasyikkan," kata Daniella, asal Prancis yang datang bersama keluarganya.
Hadir pula di Fish Market Festival Menko Politik, Hukum, dan HAM Mahfud MD, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Biro Abdullah Azwar Anas, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo. Mereka sebelumnya hadir dalam acara Launching Gerakan Gotong Royong dalam rangka Penurunan Stunting.
Hadir pula Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah; Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol AKBP Deddy Foury Milewa.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan kunjungannya ke Banyuwangi merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke beberapa daerah di Indonesia untuk melihat langsung pelaksanaan Pancasila dalam tindakan di daerah.
"Dari apa yang saya lihat, Banyuwangi istimewa. Yang membedakan Banyuwangi dan daerah lainnya adalah Pancasila dalam tindakan di Banyuwangi bergerak di semua lini termasuk pemberdayaan kesejahteraan nelayan seperti sekarang ini," kata Yudian.
Pada kesempatan tersebut Pemkab Banyuwangi juga berikan asuransi keselamatan kerja pada nelayan. Sejak 2022, Banyuwangi telah memberikan asuransi keselamatan kerja para nelayan sebanyak 5000 asuransi. (*)
Menkopolhukam luncurkan pancasila dalam tindakan di pendopo Banyuwangi |
Banyuwangi - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meluncurkan program Pancasila dalam Tindakan dalam bentuk gotong royong tangani stunting di Banyuwangi, Selasa (1/8/2023). Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM RI Mahfud MD melaunchingnya langsung.
Menurut Mahfud MD, penanganan stunting secara gotong royong merupakan perwujudan Pancasila yang telah mewujud dalam keseharian masyarakat. Ia menceritakan bagaimana dulu di kampung halamannya para tetangga saling berbagai hasil tani ataupun hasil nelayan.
“Dari saling tukar makanan ini, tidak ada ceritanya sampai kekurangan makan dan muncul stunting,” kenang menteri asal Sumenep tersebut.
Nilai-nilai luhur tersebut, imbuh Mahfud, harus kembali digalakkan. Dengan sikap gotong royong tersebut, persoalan stunting akan lebih mudah diatasi. “Ini menjadi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Hadir dalam acara di atas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo.
Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi menyebutkan penanganan stunting merupakan bagian dari arahan Presiden Joko Widodo. Di mana angka stunting ditarget turun menjadi 14 persen dari angka 21 persen pada 2022.
“Kami canangkan orang tua asuh stunting. Orang tua asuh inilah yang akan turut membantu mengatasi setiap balita yang menderita stunting ini,” terang Yudian.
Penanganan stunting tersebut tidak hanya melibatkan sektor swasta. Akan tetapi, juga didorong adanya gerakan terstruktur berbasis birokrasi. Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.
“Kami sedang menerapkan birokrasi tematik. Sistem ini mendorong kinerja ASN yang berdampak. Di antara dampak yang diukur tersebut adalah penurunan angka stunting di masing-masing daerah,” papar Anas.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih atas kepercayaan pemerintah pusat menjadikan Banyuwangi sebagai tuan rumah acara peluncuran tersebut. Menurutnya, hal tersebut menjadi penyemangat untuk menuntaskan persoalan stunting di Banyuwangi.
“Pada 2022, stunting di Banyuwangi mencapai 2.704 kasus. Ini semua terinci by name by addres. Dengan berbagai penetrasi, alhamdulillah, hingga Mei 2023 ini, sudah turun 152 kasus, sehingga tersisa 2.552 kasus,” papar Ipuk.
Untuk menangani hal tersebut, Ipuk melibatkan semua sektor terlibat mengentas permasalahan tumbuh kembang anak itu. Di antaranya dengan memberikan makanan tambahan bergizi melalui para pedagang sayur keliling.
“Dengan cara ini, ada multiplier effect yang ditimbulkan. Selain penangan stunting yang efektif dan tepat sasaran, juga memberikan penambahan penghasilan bagi para pedagang sayur tersebut,” pungkasnya. (*)
02 Agustus 2023
Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi menerima Dana Insentif Fiskal Kinerja (DIFK) senilai Rp. 12,29 miliar dari Kementerian Keuangan. Insentif tersebut diberikan lantaran Banyuwangi dinilai sukses dan berkinerja baik dalam menekan laju inflasi di daerah.
Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Jakarta, Senin (31/7/2023). Banyuwangi menerima dana insentif tersebut dari Kementerian Keuangan berdasarkan penilaian kinerja dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Alhamdulillah, kinerja semua sektor dari berbagai pihak di Banyuwangi mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Penghargaan ini adalah hasil kerja bersama semua pihak untuk menekan laju inflasi. Ke depan, sinergi dan kolaborasi akan terus kami perkuat untuk pengendalian inflasi di Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk.
Pada tahun ini, pemerintah pusat memberikan reward dana insentif fiskal kinerja sebesar 1 triliun yang penyerahannya dibagi dalam tiga periode. Pada penyerahan periode pertama di tahun ini, insentif fiskal yang diberikan sebesar Rp 330 miliar yang diberikan kepada 33 daerah (3 provinsi, 6 kota, dan 24 kabupaten). Salah satunya adalah Kabupaten Banyuwangi dengan DIFK senilai Rp. 12,29 miliar.
“Sesuai arahan pusat, insentif fiskal ini akan kami pergunakan secara optimal untuk mendukung berbagai program yang bisa bermanfaat untuk warga. Seperti program-program pengendalian inflasi untuk menjaga daya beli warga, upaya penurunan stunting, peningkatan investasi, dan hingga penurunan kemiskinan,” kata Ipuk.
Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyuwangi, Dwi Yanto, menambahkan pemberian DIFK ini diberikan berdasarkan kinerja empat indikator penilaian di tahun berjalan. Yakni dimensi upaya pemerintah daerah, dimensi tingkat kepatuhan pelaporan, dimensi peringkat inflasi, dan dimensi realisasi penandaan inflasi. Penilaiannya berdasarkan kinerja pengendalian inflasi pada bulan Januari – Maret 2023.
“Pada empat indikator tersebut, Banyuwangi meraih bobot tertinggi, sehingga insentif fiskal yang kita dapatkan juga paling tinggi di antara 32 penerima lainnya,” kata Dwi Yanto.
Dwi Yanto lantas mencontohkan sejumlah upaya pemerintah dalam pengendalian inflasi pangan di daerah. Antara lain bagaimana menggerakkan ekonomi arus bawah lewat gerakan belanja cantik di pasar-pasar tradisional dan UMKM. Di mana Bupati Ipuk mendorong semua ASN dan karyawan BUMN untuk berbelanja di pasar rakyat dan toko tetangga terdekatnya. Hasilnya untuk didonasikan kepada warga kurang mampu, termasuk juga untuk bayi stunting dari keluarga pra sejahtera.
Bupati Ipuk juga menggeber program UMKM Naik Kelas, upaya untuk meningkatkan skala ekonomi dari para UMKM. Antara lain lewat pemberian bantuan alat produksi, memfasilitasi pengurusan izin usaha, hingga pelatihan meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi.
“Secara rutin Tim Pengendali Inflasi Daerah Banyuwangi juga rutin melakukan pemantauan harga dan stok untuk memastikan kebutuhan yang tersedia, termasuk melaksanakan operasi pasar murah bersama instansi terkait,” jelas Dwi Yanto.
“Kami juga merealisasikan belanja tidak terduga untuk dukungan pengendalian inflasi serta memberikan bantuan transportasi dari APBD untuk kelancaran distribusi bahan pangan,” imbuh Dwi Yanto. (*)
wabup pidato di ritual gelar songo |
BANYUWANGI - Warga Desa Glagah, Kecamatan Glagah, Banyuwangi setiap tanggal 9 Suro penanggalan Jawa melakukan ritual adat Gelar Songo. Rarusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Ritual tersebut dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun depan.
Dalam tradisi Gelar Songo, ada 9 tumpeng yang wajib dihadirkan. Antara lain jajanan pasar, jenang atau bubur merah, putih, hitam dan kuning, rengginang, pisang muda, sego golong (nasi putih yang dibungkus daun. Di dalam nasi putih tersebut terdapat telur rebus utuh), ada pula nasi kuning, kinangan (tempat menginang lengkap dengan bahan kinangan), dan uang.
Pada tahun ini, tradisi tersebut digelar pada Minggu (30/7/2023). Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah hadir di acara yang dilangsungkan di Aula Pasar Glagah.
"Atas nama Pemkab, kami memberikan apresiasi terhadap tetua adat dan warga yang terus menjaga nilai-nilai yang diwariskan pendahulunya dan terus melestarikan adat istiadat," kata Sugirah.
Menurut dia, tradisi yang mengingatkan warga untuk selalu bersyukur dan berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, harus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan khazanah bangsa,
“Gelar Songo merupakan bagian kekayaan budaya yang ada di Banyuwangi. Bila ditata dengan baik, ritual ini juga bisa menjadi salah satu agenda wisata bagi wisatawan yang datang ke Banyuwangi. Ini akan menjadi peluang ekonomi bagi warga lokal," harap Sugirah.
Rangkaian ritual adat Gelar Songo ini digelar selama 5 hari. Diawali dengan Mocoan Lontar Yusuf pada Rabu (26/7/2023). Dilanjutkan dengan Sema’an Al – Qur’an, ziarah ke makam Buyut Ka’i dan Buyut Gingsring yang diyakini sebagai leluhur yang membuka lahan pertama pemukiman warga yang sekarang dikenal sebagai Desa Glagah.
Serta selamatan kampung pada Kamis. Berikutnya di hari Jumat, digelar lomba wangsalan dan basanan antar warga. Pada Sabtu, kreativitas warga ditampilkan dalam pentas seni.
Acara ditutup dengan menggelar kirab atau lomba arak-arakan tumpeng pada Minggu (30/7/2023 ) dan diakhiri dengan doa bersama sebagai tanda syukur. Usai doa bersama, beramai-ramai warga menikmati makan tumpeng bersama. (*)