Translate
15 Juli 2023
13 Juli 2023
11 Juli 2023
06 Juli 2023
BANYUWANGI – Mengawali Banyuwangi Ethno Carrnival (BEC) 2023, Pemkab Banyuwangi menggelar peragaan busana “Ethno Wear” di kawasan Lorong Bambu, Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan, Rabu (5/7/2023). Ajang ini merupakan wadah kreativitas anak muda Banyuwangi yang memiliki passion di bidang fesyen.
Puluhan model mulai anak-anak hingga dewasa belenggak-lenggok di jalanan Lorong Bambu. Mereka memeragakan kostum kontemporer hasil kreasi mereka yang memvisualisasikan tema besar BEC, “The Magic of Ijen Geopark”. Ada yang mengusung tema Kawah Ijen, pantai Parang Ireng, Sukamade, serta Alas Purwo.
Para model dari anak-anak hinga kategori dewasa berjalan dengan membawakan kostum ala karnaval di sepanjang jalanan Lorong Bambu. Aksi mereka mendapat banyak pujian dari pengunjung yang sengaja datang menonton keunikan kostum mereka.
“Amazing. Tontonan yang mengasyikkan, melihat bagaimana mengenakan kostum yang unik tapi menawan. Dan menariknya, mereka membawakan ini dengan mengangkat kekhasan Banyuwangi,” kata Elias, wisatawan asal Jerman yang sengaja menonton defile busana ini sebelum mendaki Gunung Ijen.
“Saya suka sekali. Apalagi parade yang ditampilkan anak-anak, mereka tampil percaya diri,” kata Ellie, wisatawan dari Inggris yang terlihat asyik mendokumentasikan aksi-aksi peserta Ethno Wear.
Ethno Wear adalah rangkaian dari parade busana etnik kontemporer Banyuwangi Ethno Carnival yang tahun ini mengusung spirit The Magic of Ijen Geopark. Sebuah tema yang diangkat atas penetapan Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan geopark dunia oleh Dewan Eksekutif UNESCO Global Geopark (UGG) di Paris, Perancis, 24 Mei 2023.
Sebagai bentuk kebanggaan atas pengakuan dunia pada Banyuwangi itu, BEC kali ini akan digelar selama sepekan. Rangkaian acara berlangsung mulai 5-9 Juli 2023, yang dipuncaki dengan Parade Karnaval BEC pada Sabtu, 8 Juli 2023. Rangkaian BEC akan dipusatkan di seputar Taman Blambangan.
Saat Ethno Wear digelar, para model tersebut mengenakan busana hasil kreasi sendiri maupun hasil kolaborasi dengan desainer lokal. Busana yang mereka kenakan layaknya bisana karnval, dipenuhi dengan ornamen yang menampilkan tema yang mereka bawakan.
Ada yang mengenakan headpiece menyerupai ekor burung merak menggambarkan fauna yang ada di Alas Purwo, ada yang berhias anak penyu (tukik) mewakili Pantai Sukamade yang merupakan lokasi penyu bertelur, tanduk rusa, hingga kobaran api yang melambangkan blue fire Kawah Ijen.
“Ini adalah salah satu cara untuk menyediakan wadah berkreasi bagi anak-anak muda, khususnya yang memiliki passion di bidang fesyen,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang ikut menyaksikan kegiatan ini.
“Di sini anak-anak muda bisa berkreasi, menuangkan ide-idenya menjadi sebuah kostum yang menarik. Kami yakin dengan terus menggelar ajang semacam ini, akan mampu memunculkan bibit-bibit desainer potensial daerah,” imbuhnya.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ahmad Choliqul Ridho, mengatakan, Ethno Wear digelar untuk mewadahi komunitas anak-anak muda yang rutin menggelar fashion show di Taman Blambangan.
"Di Taman Blambangan ada komunitas anak muda yang rutin menghelar fashion show tiap akhir pekan. Ethno Wear ini untuk mewadahi kreativitas mereka," kata Ridho.
Rangkaian BEC diawali parade Ethno Wear (5/7), Geopark Expo (7-8 Juli), muhibah budaya (7 Juli), dipuncaki parade kostum karnaval BEC (8/7), ditutup dengan awarding pemenang BEC (9 Juli).
01 Juli 2023
BANYUWANGI – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) sebagai sebuah pagelaran fashion carnaval yang masuk dalam Kalender Event Nusantara (KEN) itu, seolah tak pernah kehabisan ide. Setiap tahunnya senantiasa mengeksplorasi kekayaan budaya dan alam bumi Blambangan. Tahun ini, pagelaran tersebut akan dihelat pekan depan, 4 – 9 Juli, dengan puncak karnaval pada Sabtu, 8 Juli 2023.
Pada tahun ini, event yang pertama kali digelar pada 2011 tersebut mengusung spirit The Magic of Ijen Geopark. Sebuah tema yang diangkat atas penetapan Ijen Geopark sebagai bagian dari jaringan geopark dunia oleh Dewan Eksekutif UNESCO Global Geopark (UGG) di Paris, Perancis, 24 Mei 2023.
“Sengaja dipilih tema ini sebagai ungkapan rasa bangga masyarakat Banyuwangi atas ditetapkannya Ijen Geopark sebagai anggota Jaringan Geopark Dunia/ Unesco Global Geopark (UGG). Lewat BEC, kita tunjukkan keindahan Ijen Geopark Banyuwangi kepada khalayak luas,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (1/7/2023).
Dengan upaya tersebut, Ipuk berharap, akan semakin menggaungkan keindahan dan keluhuran Banyuwangi di tingkat dunia. “Semoga semakin banyak wisatawan mancanegara yang datang sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat. Kesejahteraan pun akan terwujud,” ungkapnya.
Tidak tanggung-tanggung. Sebagai bentuk kebanggaan atas pengakuan dunia pada Banyuwangi itu, BEC kali ini akan digelar selama sepekan. Rangkaian acara akan berlangsung pada 4-9 Juli 2023, yang dipuncaki dengan Parade Karnaval BEC pada Sabtu, 8 Juli 2023. Rangkaian BEC akan dipusatkan di seputar Taman Blambangan.
Selama sepekan itu, akan dieksplorasi berbagai situs yang terangkum dalam Ijen Geopark tersebut. Kawasan Ijen Geopark sendiri tak hanya berkutat kepada keindahan gunung Ijen dan kawah birunya yang mempesona. Namun, juga bentang alam dan kekayaan budaya yang membentang di sekitar gunung berapi yang dikenal dengan api birunya itu.
“Ada tujuh situs dari Ijen Geopark yang menginspirasi sub tema BEC tahun ini,” ungkap Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ahmad Choliqul Ridho.
Selain gunung Ijen sendiri, tujuh situs pendukungnya akan dieksplorasi. Mulai dari pantai Sembulungan, pantai Parang Ireng, pantai Sukamade, sampai pantai Pulau Merah. Adapula air terjun Lider dan kawasan Taman Nasional Alas Purwo.
“Beragam inspirasi itu nanti akan dituangkan dalam bentuk desain kostum karnaval yang mempesona. Sebuah karnaval yang layak ditunggu,” ungkap Ridho.
Lebih jauh, Ridho menambahkan, selain peragaan kostum yang diselenggarakan pada puncak acara (8/7/2023), BEC juga akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lain selama beberapa hari sebelumnya. Di antaranya pameran karya geopark nasional, dilanjutkan parade ethno wear, musyawarah nasional (munas) badan pengelola geopark se-Indonesia, serta awarding dan konser musik.
“Pastikan anda untuk menyaksikan kemegahan BEC 2023 kali ini. Akan lebih lama dan lebih seru lagi,” pungkas Ridho. (*)
28 Juni 2023
Banyuwangi – Pemeliharaan dan pembangunan jalan poros antar kecamatan terus dikebut oleh Pemkab Banyuwangi. Dari 62 ruas jalan yang direncanakan dibangun pada 2023, telah dilakukan pekerjaan di 42 titik.
“Alhamdulillah, sampai akhir Juni ini, sudah mencapai 67 persen pengerjaannya. Pekerjaan terus berjalan. Ada yang sudah tuntas, ada yang sudah hampir selesai, ada yang tinggal overlay. Beberapa betonisasi juga sudah selesai. Saya terus pantau pekerjaan Dinas PU Bina Marga CKPP,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (28/6/2023).
“Mohon maaf semuanya bertahap, karena besarnya wilayah Banyuwangi. Kami akan terus perluas pembangunannya sehingga secara berkelanjutan semua jalan dalam kondisi baik,” imbuh Ipuk.
Plt. Kepala Dinas PU Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (CKPP), Suyanto Waspo Tondo, menambahkan, total tahun ini pemkab menganggarkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan sepanjang 222,139 km dan pembangunan 18 jembatan di sejumlah wilayah Banyuwangi.
“Pemeliharaan di tiap-tiap titik bisa berbeda tergantung tingkat kerusakannya. Ada yang hanya full hotmix overlay, ada yang kita cor, ada juga yang kombinasi keduanya,” urai Yayan, panggilan akrab Suyanto.
Yayan menambahkan, dari 42 titik yang sudah digarap saat ini, 8 di antaranya telah rampung. Seperti, ruas jalan Cluring-Cemethuk (1.700 meter, lebar 4 meter), Licin – Pakel sepanjang 1.550 meter, Wringinrejo-Yosomulyo (2.410 meter), Brak-Kelir (1.250 meter), Bedewang-Paranghrajo (875 meter), dan Licin-Pakel (1.550 meter).
“Termasuk jalan MH Thmarin di kota, inshaallah hari ini sudah tuntas. Yang lain terus kita kerjakan. Antara lain Sraten – Tamanagung yang sepanjang 7 km lebih sedang kita kerjakan,” jelas Yayan.
Sejumlah jalan yang sudah mulai dikerjakan di antaranya Rogojampi – Songgon, Giri – Pesucen, Kembiritan – Tamanagung, Jalan Karangmulyo – Pertigaan Ringintelu Barurejo, Jalan Karangdoro – Karangmulyo, Pertigaan Desa Dasri – Karangdoro, Jalan Bomo – Kumendung, Curahjati – Grajagan, Srono – Sumbersari, dan Purwoasri-Purwoagung.
23 Juni 2023
SIAP DIKIRIM: Suryo memilah cabai rawit di rumahnya Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kamis (22/6). (Lugas Rumpakaadi/Radar Genteng) |
GAMBIRAN, Jawa Pos Radar Genteng – Mendekati Hari raya Idul
Adha, harga cabai rawit tidak menentu. Selama sepekan terakhir, harga di
pasaran fluktiatif antara Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram.
Salah satu bumbu masak favorit masyarakat ini, harganya
tidak pernah stabil. Dalam sepekan ini harga terendah Rp 15 ribu per kilogram.
Sedang yang paling tinggi mencapai Rp 25 ribu per kilogram. “Harga selalu
berubah-ubah,” ujar Suryo, 47, pengepul cabai rawit asal Dusun Krajan, Desa
Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Kamis (22/6).
Suryo menyebut dalam beberapa pekan lalu, harga cabai rawit
ini malah smapai Rp 30 ribu per kilogram. Cabai rawit yang dikumpulkan Suryo
ini, dari para petani yang ada di beberapa daerah. “Cabai kita jual di wilayah
Banyuwangi, juga ke Mataram (NTB), Jakarta, Pare (Kediri), terjauh ke
Kalimantan,” katanya.